REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Prof Tjandra Yoga Aditama, menegaskan kembali bahwa sejauh ini tidak ada manusia di Indonesia yang tertular dengan virus Avian Influenza (Flu Burung) H5N1 jenis baru.
Dia mengatakan, jenis baru adalah clade 2.3 dengan sub clade 2.3.2. ''Walau ada banyak kasus pada itik, maka belum tentu terjadi kasus pada manusia,''kata Tjandra melalui surat elektronik, Rabu malam (19/12).
Mutasi ke sub clade 2.3.2 di Indonesia sekarang ini hanya terjadi pada unggas. Selain di Indonesia juga dilaporkan di Vietnam, Cambodia, Nepal, India, Bangladesh, Bhutan, Japan, Korea, dan Hong Kong (10 negara). Dari 10 negara itu, hanya 3 negara yang ada kasus pada manusia, yaitu Cina, Hongkong, dan Bangladesh.
''Dalam An International Consultative Workshop, Gain-of-Function Research on Highly Pathogenic Avian Influenza H5N1 Viruses, yang diselenggarakan di Natcher Conference Center - National Institute of Health Bethesda Maryland AS (tanggal17-18 Desember) di Bethesda Maryland USA, mutasi virus tersebut juga dibahas. Tapi perhatian sekarang memang terjadinya mutasi pada unggas , bukan pada manusia,''ungkap dia.
Lebih lanjut Prof Tjandra mengungkapkan selama tahun 2012 di Indonesia ada sembilan kasus AI (Avian Influenza) yaitu: AS, 5 tahun Jakarta Utara, januari 2012; K, 19 tahun Tangerang Selatan, Februari 2012; DWM, Badung, Februari 2012; MV, 24 tahun, Bengkulu, Februari 2012; D, 17 tahun, Lombok, Februari 2012; MA, 2 tahun, Pekanbaru, April 2012; KK, 8 tahun, Karawang, Juni 2012; AW, 38 tahun, Sleman, Juli 2012; IT, 4 tahun, Bogor, November 2012.
''Sehubungan kasus AI di Sleman yang menyebabkan kematian pada AW, menurut laboratorium Kementerian Pertanian hasil rapid test dan PCR pada unggas negatif. Tidak ada satupun dari sembilan kasus tersebut yang tertular clade 2.3.2,'' ungkap dia.
Diakui Prof Tjandra, meskipun di Indonesia selama 2012 ada sembilan kasus AI, tetapi jumlah tersebut jauh sekali menurun bila dibandingkan puncaknya di 2006 (55 kasus), lalu tahun 2007 sebanyak 42 kasus, tahun 2008 sebanyak 24 kasus, tahun 2009 sebanyak 21 kasus, tahun 2010 sebanyak sembilan kasus, tahun 2011 sebanyak 12 kasus, dan tahun 2012 sebanyak sembilan kasus.