REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pedagang daging sapi di Pasar Baru Bekasi memiliki trik tersendiri dalam mengantisipasi maraknya oplos daging celeng. Mereka memiliki paguyuban yang mengontrol peredaran daging.
Edi (44 tahun) menyatakan, pedagang daging di pasar bekasi memiliki perkumpulan yang mengawasi penjualan daging sapi. Jadi kemungkinan untuk adanya daging oplosan cukup sulit.
"Sudah ada ketuanya. Jadi kalau ada pedagang yang coba-coba ngoplos daging sapi sama celeng pasti ketahuan. Harganya pasti miring. Jadinya pedagang disini gak ada yang berani " kata Edi pada Republika, Selasa (18/12).
Dia menambahkan, di pasar baru Bekasi memang sudah ada pemisahan tempat yang menjual daging sapi dan daging babi. "Sudah sejak 2005, los daging disini dipisah. Ada sekitar enam orang yang menjual daging babi," katanya.
Namun, Edi mengaku belum ada peninjauan dari pihak berwenang terkait penjualan daging sapi oplosan. "Terakhir kali ketika bulan puasa sebelum lebaran," katanya.
Sementara itu, di Carrefour, Jalan Cut Mutia, Margahayu, Bekasi Timur, tidak pernah ada yang melakukan pinjauan terkait maraknya daging sapi oplosan.
Ali (20), penjaga los daging di Carrefour, mengaku tidak pernah kedatangan tim peninjau dari manapun. Namun Ali mengaku daging tersebut datang dalam sudah dalam bentuk potongan. "Kami sudah ada distributor resminya. Jadi rasanya tidak mungkin kalau ada daging yang bercampur dengan daging celeng," kata Ali.