REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menyatakan status siaga terhadap flu burung. Sebagai upaya pencegahan, warga diminta melaporkan kematian unggas secara mendadak.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Mafilindati Nurani mengatakan, sejauh ini belum ada kepastian virus tersebut dapat menular ke sesama manusia. Namun, guna mencegah penularan pihaknya menyiapkan perawatan intensif dan mengisolir korban dari lingkungan sekitar.
Masa inkubasinya virus flu burung, kata Mafilindati yang akrab disapa Linda, selama 3 hari. Jika dinyatakan negatif, maka tidak perlu dikhawatirkan.
Jika korban mengalami positif H5N1, ujar Linda, penanganan harus segera dilakukan. Gejala terkena flu burung antara lain kenaikan suhu tubuh di atas 38 derajat celicius, sakit tengorakan, hidung pilek, sakit kepala, lemas, peradangan paru berat, juga sesak nafas.
Menurutnya, para perokok harus lebih waspada terhadap indikasi sesak nafas yang terjadi. Kecenderungan merokok dapat memperberat infeksi saluran pernafasan pada penderita flu burung.Beberapa bulan yang lalu, salah satu penderita flu burung meninggal karena sesak nafas akut.
Saat ini stok obat flu burung, terang Linda, hanya 300 tablet. Pihaknya belum menambah stok obat karena penyakit tersebut tergolong langka. Lebih dari 1.000 tablet akhirnya menjadi kadarluarsa.
Tahun ini, lanjut Linda, hanya ada 2 kasus flu burung. Salah satunya negatif. Jika nanti stok obat kurang, pihaknya segera menambah.