REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Keberadaan bakso celeng atau bakso yang mengandung daging babi maupun campuran dengan daging sapi masih menjadi misteri bagi masyarakat.
Pasalnya, tidak ada penjual yang mau mengaku kepada konsumen, bakso yang dijualnya mengandung daging yang haram dikonsumsi umat Islam tersebut.
Ikeu Tanziha, Dosen Ilmu Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor mengatakan memang sulit membedakan bakso yang mengandung daging babi dengan bakso sapi. Pedagang maupun tukang produksi bakso, menurutnya, bisa saja mengakali bakso tersebut menjadi mirip bakso daging sapi.
"Dari aromanya yang amis, bisa diakali dengan menggunakan bumbu-bumbu rempah sehingga tertutupi bau amisnya," kata Ikeu. Selain itu, boraks dan formalin pun bisa digunakan untuk membuat bakso lebih awet dan tahan lama, sama seperti perlakuan pada bakso daging sapi.
Ikeu menambahkan, rasanya pun dinilai hampir mirip ketika sudah dicampur bumbu khas bakso. "Memang belum ada penelitiannya terkait rasa, tapi untuk membedakan harus menggunakan uji laboratorium," kata dia.
Ia mengimbau, jangan tergiur dengan harga bakso yang murah karena bakso babi memang dijual lebih murah. Selain itu, tambahnya, sebaiknya membeli bakso ditempat yang sudah terpercaya dan syukur-syukur ada label halalnya.
"Sebaiknya membeli bakso dalam kemasan yang sudah berlabel halal saja, untuk menjaga keamanannya," kata Ikeu. Selain mengandung daging babi yang haram untuk muslim, penggunaan boraks dan formalin pada bakso pun terbukti membahayakan bagi kesehatan.
"Dalam jangka panjang, bisa menyebabkan kanker, juga menyerang sistem syaraf sehingga menyebabkan gangguan kognitif seperti menjadi bodoh," kata Ikeu.