Senin 17 Dec 2012 19:10 WIB

Integrasi Kopaja dan Metromini Bisa Jadi Solusi Macet Jakarta

There are 1,479 units of Kopaja with 70 percent of them were above 15 years. (illustration)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
There are 1,479 units of Kopaja with 70 percent of them were above 15 years. (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) pengintegrasian bus sedang dan menengah seperti Kopaja dan Metromini ke jalur TransJakarta (busway). Hal ini dilakukan sebagai cara mendukung program Bus Rapid Transit di DKI Jakarta.

Direktur ITDP, Yoga Adiwinarto menyatakan, pengintegrasian ini menurut Yoga bisa meningkatkan kapasitas daya angkut Transjakarta hingga lima kali lipat dibanding yang sudah ada sekarang. Rencana integrasi ini akan dimulai di Koridor VI dan I dan akan dilakukan rekayasa jalan di setiap persimpangan. "Untuk mengakomodasi itu, halte juga harus diperluas hingga 100 meter," katanya. Perluasan halte ini, menurutnya bisa menampung hingga enam bis sehingga lebih mudah dalam pengakutan penumpang. 

Selain integrasi Kopaja dan Metromini, ITDP juga merekomendasikan pengoptimalan jalur hijau untuk mengakomodir pejalan kaki menuju dan dari halte bus. Jalur hijau yang dimaksud seperti Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). "JPO dioptimalkan tidak hanya untuk menyeberang saja tapi juga membuka toko dan foodcourt," katanya. 

Pembangunan jembatan ini akan diserahkan kepada pengembang dengan tetap memberikan tempat kepada Pedagang Kaki Lima. "Nanti 70 persen akan disewa, sedangkan sisanya bisa dipinjamkan kepada PKL," katanya.

Rekomendasi lainnya adalah dengan konsep sepeda umum. Yaitu menggunakan sepeda sebagai alternatif kendaraan selain taksi atau ojek. Penempatannya akan dilakukan di 100 titik yang berdekatan dengan halte, serta padat permukiman dan perkantoran. "Seperti di Setiabudi, Monas, Thamrin, Tanah Abang, Mega Kuningan, Casablanca, dan SCBD. Jadi menyebar," katanya. Sistem sepeda umum ini, menurutnya, seperti penyewaan dengan menggunakan sebuah kartu pintar yang nantinya bisa digunakan untuk sistem transportasi lainnya. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement