REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) menyiapkan diri menjadi world class institution (lembaga kelas dunia).
Sekretaris Utama Lemhannas Chandra Manan Mangan mengatakan, tuntutan itu sebagai respon atas permintaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia menargetkan, Lemhannas menjadi lembaga terbaik di tingkat Asia Negara pada 2015, di Asia Pasifik pada 2020, dan level internasional pada 2025.
"Kalau bisa terpenuhi, Lemhannas bisa membanggakan dirinya sebagai institusi kelas dunia. Saya pikir model pendidikan kita sudah baik. Namun formulasi dan evaluasi perbaikan sistem terus dilakukan," kata Chandra di gedung Lemhannas, Senin (17/12).
Hingga kini, menurut Chandra, alumni Lemhannas tersebar di 20 negara, seperti Cina, Australia, Mali, Zimbabwe, dan negara di Asia Tenggara. Meski peserta berasal dari luar negeri, pengajaran di Lemhannas menggunakan bahasa Indonesia.
Namun para pengajar, kata dia, wajib memiliki kualifikasi mumpuni di sektor akademik yang menjadi kajiannya dan fasih menerangkan dalam bahasa Inggris.
Menurut Chandra, agar Lemhannas mendapat label kelas dunia banyak pihak menyarankan harus mengacu kepada lembaga dunia. Karena rumusan final belum ditentukan maka untuk saat ini pihaknya mengklaim sebagai institusi terbaik di bidang lembaga kajian ketahanan nasional.
"Indonesia jauh lebih maju daripada luar negeri. Kami sukses mengajarkan dan memasukkan ideologi bangsa melalui pendidikan kepada peserta sekolah Lemhannas," ujarnya.
Pengamat kebijakan publik Universitas Indonesia Sri Edy Swasono mengatakan, kalau Lemhannas bisa menjadi institusi kelas dunia, dampaknya bisa meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara.
"Penggerakan dan penguatan partisipasi masyarakat dalam penerapan nilai-nilai Pancasila bisa diterapkan karena mendapat kepercayaan masyarakat," katanya.