Senin 17 Dec 2012 13:14 WIB

Kemenhut dan UGM Kembangkan Silin

Rep: Yulianingsih/ Red: Mansyur Faqih
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan
Foto: Antara
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Kemenhut. Kali ini untuk mengembangkan Teknik Silvikultur Intensif (Silin) guna mengembalikan keberadaan dan fungsi hutan humida tropis Indonesia (HHTI) 2013 mendatang. 

Kerjasama tersebut ditandatangani langsung oleh Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dan Rektor UGM Pratikno di Balai Senat UGM, Senin (17/12). Tindaklanjut kerjasama tersebut antara lain digelarnya simposium silin antara UGM dengan Kyoto University. 

Menurut Pratikno, pihaknya telah lama mengembangkan Teknik Silin untuk penanganan HHTI di Indonesia. “Terancamnya HHTI di Indonesia telah menjadi sorotan dunia. Bahkan masa depan HHTI gelap karena kerusakan ini merupakan salah satu sebab utama bencana alam, industri kayu hancur, masyarakat sekitar hutan miskin dan adanya konflik horisontal,” papar dia.

Padahal, lanjutnya, HHTI memiliki potensi besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat bangsa dan negara. 

UGM mengembangkan teknik ini di beberapa Hak Penebangan atas Hutan (HPH) model sejak 1996 lalu. Teknik ini kata dia, sudah mendapat penghargaan dari Kemenristek sebagai inovasi terbaik dalam penelolaan hutan. 

Bahkan program ini sudah dilakukan di 70 ribu hektare lahan hutan di berbagai lokasi di Indonesia. 

“Dengan teknik Silin ini produktivitas kayu menjadi 8-10 kali lipat dalam jangka waktu yang sama. Bahkan rotasi panen hanya mencapai 17 tahun atau lebih pendek dari sebelumnya,” tambahnya.

Sementara itu, menhut mengatakan, menyediakan anggaran Rp 2 trilyun untuk program penanaman hutan termasuk melalui Teknik Silin. “Kondisi hutan produksi Indonesia tidak utuh lagi karena dimanfaatkan HPH sejak 1970-an. Karenanya dibutukan silvikultur yang tepat,” cetusnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement