Senin 17 Dec 2012 07:18 WIB

AP II: 64 Penerbangan Terganggu

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Fernan Rahadi
Angkasa Pura II
Foto: bumn.go.id
Angkasa Pura II

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Angkasa Pura II mencatat setidaknya terdapat 64 penerbangan yang terganggu akibat rusaknya radar di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang Banten, Ahad (16/12) sore. 

"Adapun jumlah penerbangan yang terdampak akibat peristiwa ini, antara lain sebanyak 39 penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta (outgoing)," kata Sekretaris Perusahaan AP II Trisno Heryadi, Senin (17/12).

Sementara sisanya yaitu tiga penerbangan dialihkan (divert), serta 22 penerbangan menuju Bandara Soekarno-Hatta (incoming) terganggu.

Sebelumnya, sejumlah maskapai mengaku mengalami gangguan dalam pelayanana akibat persoalan ini. Garuda Indonesia misalnya mencatat setidaknya terdapat 30 pesawat mereka yang terganggu perjalanannya.

"Sekitar 20 penerbangan yang ingin meninggalkan Jakarta tertunda," ujar Juru Bicara Garuda, Pujobroto pada Republika. Dikatakannya penerbangan ini menuju sejumlah destinasi seperti Bangkok, Thailand, Medan, Semarang, Yogyakarta dan Batam.

"Sementara itu, ada sekitar 10 pesawat dari luar Jakarta yang tak bisa mendarat sesuai jadwal," jelasnya. Bahkan, ujarnya pesawat GA 243 tujuan Semarang-Jakarta yang berangkat pukul 16.20 WIB, harus mendarat kembali ke Semarang.

Ia pun mengatakan peristiwa ini juga membuat ketepatan waktu Garuda yang seharusnya 94 persen, menjadi berkurang. "Yang jelas kita rugi pelayanan penumpang dan operasional," jelasnya.

Hal senada juga dirasa maskapai penerbangan Lion Air. "In out, kurang lebih ada 30 penerbangan yang terganggu," kata Direktur Utama Lion Air Edward Sirait pada Republika.

Khusus untuk penerbangan menuju Jakarta misalnya, terdapat 15 pesawat yang terganggu pendaratannya. Sementara untuk penerbangan yang hendak meninggalkan Jakarta, terdapat  15 pesawat yang tak bisa lepas landas sesuai jadwal.

"Materiil akibat peristiwa ini pasti ada, terutama jam kerja yang bertambah," katanya. Namun ia mengatakan belum menghitung semua kerugian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement