Ahad 16 Dec 2012 22:04 WIB

Harga Kambing di Bali Meroket

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Dewi Mardiani
Kambing (ilustrasi)
Foto: Antara/Septianda Perdana
Kambing (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Lebaran haji sudah berlalu, permintaan kambing di pasaran juga sudah mulai normal. Tapi harga kambing  seharusnya sudah turun, namun di Bali justru sebaliknya. Harga kambing kini tambah meroket.

"Bagaimana ini, harga kambing yang saat idul kurban hanya Rp 950.000 per ekor, kini malah naik, sampai Rp 1,2 juta," kata Iwan Sutrisna, Ahad (16/12), yang bermaksud mengakikahkan putra keempatnya.

Sebelumnya, harga kambing dengan berat berkisar antara 25-26 kilogram hidup, berkisar antara Rp 950.000 - Rp 1.000.000 per ekor. Kambing sebesar itu sudah berumur lebih dari 11 bulan dan siap untuk digunakan berkurban maupun akikah. Namun setelah idul adha, harga kambing bukan hanya semakin melambung, namun kambingnya juga sulit didapat.

Sementara itu, kenaikan harga kambing di pasaran, juga diikuti dengan kenaikan harga daging kambing. Jika sebelumnya harga daging kambing berkisar antara Rp 75.000 - Rp 80.000 per kilogram, kini harganya mencapai Rp 90.000 - Rp 100.000 per kilogram.

Karena itu, kata sejumlah jagal kambing, jika sejak beberapa pekan terakhir, mereka tidak lagi menyembelih kambing dan tidak menjual daging kambing yang diecer. "Kalau kami jual dengan harga Rp 100 ribu, harganya kemahalan dan konsumen pasti memilih daging ayam atau ikan laut. Kalau dijual Rp 90 ribu sekilo, kami rugi, jadi mendingan enggak menyembelih kambing dulu," kata penjual daging kambing yang enggan disebutkan jati dirinya.

Menurut dia, kalau ada yang memesan kambing untuk disembelih dan langsung dimasak untuk keperluan akikah atau hajatan lainnya, dia tetap melayaninya. Karena keuntungan lumayan yang didapatnya adalah dari memasak daging itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement