Sabtu 15 Dec 2012 10:24 WIB

Gara-gara Babi, Omzet Pedagang Bakso Turun

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Fernan Rahadi
Bakso, ilustrasi
Foto: M Syakir/Republika
Bakso, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CIPUTAT -- Salah satu pedagang bakso Eko (20) yang berjualan di pasar Ciputat mengatakan omzet penjualannya turun akhir-akhir ni iakibat berita beredarnya bakso babi. Padahal biasanya tendanya ramai kalau malam.

"Tapi turunnya masih biasa saja," ujar warga Poncol Leisun, Ciputat, Tangerang Selatan, itu.

Ia mengeluh karena terkena imbas berita beredarnya bakso babi. Padahal selama ini ia tidak pernah berniat macam-macam seperti menjual bakso babi.

"Saat ini yang penting bisa membeli daging saja itu sudah cukup," ujarnya.

Lain hal dengan Ruswah (35), penjual bakso kering. Ia mengaku sebelum ada isu bakso babi dirinya bisa menjual sehari 1.500 butir bakso. Akan tetapi sekarang dirinya hanya bisa menjual di bawah 1.000 bakso.

"Kita syukuri aja, sebentar lagi juga hilang beritanya," kata Ruswah optimistis.

Menurutnya pembeli saat ini enggan untuk membeli bakso atau memakan bakso karena mereka jadi was-was dan khawatir kalau sampai memakan bakso yang tercampur dengan daging babi.

"Kita kan ga mau makan yang haram. Khawatir sekali dengan perkembangan bakso celeng ini, saya saja terpaksa beli bakso, itupun yang sudah ada cap MUI-nya" ujar Yanti (60) warga komplek kompas RT 03/06, ciputat, Tangerang Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement