Jumat 14 Dec 2012 23:11 WIB

Malaysia: Pernyataan Menghina Habibie tak Wakili Pemerintah

Bendera Indonesia dan Malaysia
Foto: blogspot.com
Bendera Indonesia dan Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR--Pernyataan Zainuddin Maidin yang menghina Presiden RI ke-3 BJ Habibie tidak mewakili pendirian pemerintah Malaysia. Demikian Menteri Penerangan Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia, Rais Yatim menegaskan.

"Tulisan Zainuddin itu adalah pernyataan pribadinya dan tidak mewakili Pemerintah Malaysia," tegas Rais Yatim melalui pesan elektronik yang diterima dari Kuala Lumpur, Jumat.

Pernyataan Rais Yatim tersebut menanggapi ulasan Zainuddin di harian Utusan Malaysia edisi Senin (10/12). Dalam tulisan berjudul "Persamaan BJ Habibie dengan Anwar Ibrahim" tersebut terdapat kalimat yang menyebut Habibie sebagai pengkhianat bangsa (alinea 11 tulisan tersebut-red).

Dikatakannya bahwa hubungan erat antarpemerintahan dan antarrakyat di kedua bangsa tidak akan terpengaruhi karena polemik tersebut.

Menurut dia, dalam konteks ini, pihak Utusan Malaysia juga perlu memberikan ruang kepada Habibie ataupun melalui wakilnya untuk memberikan penjelasan atas tulisan tersebut.

Pihak dari Indonesia juga bisa menyampaikan pendapatnya tentang Malaysia dan begitupula sebaliknya, dari pihak Malaysia juga bisa membuat tanggapannya.

Terkait dengan hubungan baik antarkedua negara, Yayasan Ikatan Rakyat Indonesia Malaysia (YIRMI) akan senantiasa berperan untuk lebih mempererat hubungan antarmasyarakat kedua bangsa serumpun ini.

Sebelumnya, Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno telah menyampaikan nota diplomatik kepada kementerian luar negeri Malaysia berkenaan dengan tulisan Zainuddin Maidin yang dimuat harian utusan Malaysia beberapa hari lalu.

Pada intinya, Dubes menyampaikan penyesalan dan menolak tulisan mantan Menteri Penerangan Malaysia itu yang isinya mengkritik Habibie. "Hari ini, (Jumat), Dubes Herman Prayitno sudah kirim nota diplomatik ke kemlu Malaysia," ungkap Kepala Bidang Penerangan, Sosial, Budaya KBRI Kuala Lumpur Suryana Sastradiredja.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement