REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Memasuki musim penghujan, sejumlah petani garam di daerah Pantura Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mulai berhenti produksi. Mereka kemas semua peralatan seperti kincir angin dan alat pemindah air.
Kuswanto, petani garam Desa Pengarengan Cirebon, mengatakan curah hujan di Pantura Kabupaten Cirebon cukup tinggi. Petani mulai berhenti produksi setelah kemarau mereka berhasil mengumpulkan garam.
''Produksi garam bisa maksimal saat kemarau,'' kata dia. ''Petani menunggu kurang dari enam bulan untuk kembali usaha. Kini berbagai peralatan mereka kemas.''
Petani di Cirebon mengaku musim kemarau tahun ini cukup panjang sehingga produksinya melimpah. Dari lahan satu hektare, panen garamnya bisa mencapai 60 ton garam bersih. Tapi, mereka keluhkan murahnya harga garam tersebut.
Kuswanto mengatakan harga garam saat panen raya hanya dijual sekitar Rp 300 per kilogram. Kini harga garam mulai meningkat karena petani berhenti produksi. Harapannya musim penghujan persediaan garam habis terjual.