REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi VII Kementerian Lingkungan Hidup (LH) Bidang Kelembagaan, Henri Bastaman, mengatakan hujan asam terindikasi telah terjadi di Indonesia.
"Kami belum berani mengatakan bahwa ini hujan asam, namun berdasarkan pemantauan di Bogor, Serpong, Maros, dan Kotoabang, terindikasi hujan asam," ujar Henri dalam serasehan dan media award 2012 di Jakarta, Jumat (14/12).
Henri menjelaskan, berdasarkan pemantauan deposisi basah di Serpong 2012, secara umum derajat keasaman atau pH air hujan berkisar antara 4,46 - 6,38. "Dikatakan hujan asam jika pH kurang dari 5,6."
Begitu juga kadar gas ammoniak (NH3) pada pemantauan deposisi kering 2012 di Serpong, Bogor, Bandung, Kototabang, dan Maros masih lebih tinggi dibanding gas-gas lainnya, seperti SO2, HNO3, dan HCl. "Kami belum bisa mengatakan hal itu hujan asam karena masih berada dalam rentangan derajat keasaman 4,46 - 6,38. Kalau mengarah ke 5,6 baru bisa dikatakan hujan asam," jelas dia.
Menurut dia, apa yang terjadi sangat serius dan perlu ditindaklanjuti. Berbagai permasalahan lingkungan terjadi di Indonesia, seperti kualitas lingkungan menurun, ekstraksi sumber daya alam berlebihan, SDA yang semakin terbatas, kependudukan, pertumbuhan penduduk, ketahanan pangan, energi, tekanan pemanfaatan ruang, kapasitas SDM, dan kelembagaan daerah masih rendah. Indeks kualitas lingkungan pada 2011 juga menurun dari tahun sebelumnya.