Rabu 12 Dec 2012 22:46 WIB

Langkah Aparat Dinilai Belum Efektif Antisipasi Tawuran

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Sejumlah pelajar yang terlibat tawuran digiring ke kantor polisi.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Sejumlah pelajar yang terlibat tawuran digiring ke kantor polisi.

REPUBLIKA.CO.ID, AKARTA -- Untuk mengantisipasi tawuran yang kerap terjadi di Jakarta Timur, aparat kepolisian menyiagakan anggotanya di titik-titik rawan tawuran. Beberapa titik tersebut antara lain Jatinegara dan Matraman.

 

Kepala Polrestro Jakarta Timur Komisaris Besar Mulyadi mengatakan, wilayah Jakarta Timur kerap menjadi lahan perkelahian para pelajar. Demi mencegah itu kepolisia sudah menyiagakan personel untuk mengawasi titik-titik rawan tawuran.

 

"Setiap aparat siap sedia di titik-titik rawan tawuran seperti di beberapa titik di Jatinegara dan Matraman," kata dia kepada Republika, Rabu (12/12) siang.

 

Kepolisian, kata Mulyadi, akan selalu mengawasi titik-titik itu. Terutama ketika waktu para pelajar pulang sekolah.

Penempatan petugas polisi di lokasi rawan dinilai warga belum efektif dalam pencegahan terjadinya adu fisik antarsiswa. Karena itu warga meminta agar pihak kepolisian lebih serius lagi mencegah tawuran.

 

Seorang warga Cijantung, Jakarta Timur, Daniel, menilai, tindakan aparat menangani tawuran belumlah efektif. "Buktinya tawuran masih sering terjadi," kata dia.

 

Sehari-hari, kata dia, ketika melintasi Kramat Jati dan Jatinegara sering melihat tawuran antara pelajar. Bahkan para pelajar tersebut membawa senjata tajam dalam berkelahi.

 

Menurut Daniel, untuk mencegah tawuran lebih efektif bila pihak sekolah setiap hari merazia setiap bawaan anak-anak sekolahnya. Karena, setiap anak yang akan tawuran sudah mempersiapkan diri dengan membawa senjata.

 

Selain itu pihak sekolah, kata dia, juga harus menindak tegas setiap anak yang terbukti ikut dalam aksi tawuran. Kalau perlu langsung dikeluarkan saja.

 

Senior-senior di setiap sekolah, ujar Daniel, biasanya memaksa adik kelasnya untuk ikut menyerang sekolah lain. Jadi pihak sekolah harus selalu mengawasi apabila ada senior yang kerap memaksa adik kelasnya untuk ikut kegiatan negatif tersebut.

 

Adi, seorang warga Kalimalang pun mengatakan hal yang tidak jauh berbeda. Menurut dia, tawuran masih sering terjadi di wilayah Jakarta Timur. “Setiap minggu hampir selalu ada tawuran,” ujar dia.

 

Penjagaan polisi di titik-titik rawan tawuran, ujar Adi, hanya membuat terjadinya tawuran pindah ke tempat lain. Para pelajar pun terkadang tidak memperdulikan aparat saat tawuran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement