REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah daerah diharapkan untuk segera melakukan penyuluhan kepada peternak itik lokal. Ketua Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia, Don Utoyo mengatakan flu burung yang mewabah November lalu hanya mengancam peternak lokal dan pemilik itik rumahan.
"Belum ditemukan kasus serupa pada industri komersial," ujarnya kepada Republika, Rabu (12/12). Penyebaran virus ini diduga akibat tidak adanya pengawasan ketat terhadap migrasi itik.
Kandang itik yang kurang terjaga kebersihannya juga mendorong penyebaran virus ini. Itik juga bisa tertular melalui pakan dan udara.
Wabah flu burung yang marak belakangan ini juga lebih berbahaya dan mematikan dibandingkan kasus sebelumnya. Perubahan genetik menyebabkan virus yang semula tidak berbahaya menjadi ancaman bagi unggas.
"Hasil Balai Besar dan Pemonitoring UPPAI (Unit Pengendalian Penyakit Avian Insfluenza), cluster ini telah berkembang dan terjadi antigenetik drift dan antigenetik shift. " ujar Ketua Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia, Desianto Budi Utomo ketika dihubungi wartawan, Rabu (12 /12).