REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ras Melayu yang termasuk dalam kelompok austronesia ternyata memiliki keunikan tersendiri. Menurut Direktur Lembaga Eijkman, Profesor Sangkot Marzuki, tes DNA mitokondria menunjukkan ada sifat yang distinctive yang ditemukan dalam rangkaian DNA ras melayu.
Temuan ini didapat melalui penelusuran sifat-sifat genetik yang diturunkan dari ibu. Sedangkan kelompok yang diteliti adalah ras Melayu Semenanjung. "Gen spesifik itu ternyata tidak ditemukan pada ratusan orang Jawa," kata Sangkot .
"Rasanya saya belum menemukan marka genetik yang spesifik seperti yang ada pada ras Melayu," kata penemu peta gen untuk penyakit thalassemia ini.
Pada ras Melayu ini, kata Sangkot, mungkin dikatakan menerima pengaruh dari luar rasnya. "Namun, pengaruh itu tidak sampai besar dan dominan, karena marka-nya masih tetap terlihat."
Sangkot mengakui, keberagaman gen di Indonesia ternyata sangat kaya. Namun, pakar genetik ini mengatakan, sifat genetik lebih sensistif secara sosial dari pada bahasa. Maka ia mengingatkan, agar keragaman genetik manusia Indonesia jangan sampai memecah persatuan.
"Jika ada istilah Bhinneka Tunggal Ika, maka dari sudut pandang gen menjadi Genneka Tunggal ika yang artinya meski memiliki keberagaman gen namun tetap satu," katanya. "Kebangsaan itu bukan genetik, tapi cita-cita bersama. Jadi cita-cita bersama itulah yang harus diperkuat lagi."