Selasa 11 Dec 2012 13:52 WIB

Mobil Pasar Kerja Buru Para Pengangguran di Sleman

Rep: Andi Mohamad Ikhbal/ Red: Indah Wulandari
Seorang pencari kerja mengisi pendaftaran di salahsatu stand perusahaan saat bursa kerja di auditorium Universitas Panca Sakti, Tegal, Jateng. Angka pengangguran di Indonesia sangat tinggi, lebih dari 7 juta orang.
Foto: ANTARA
Seorang pencari kerja mengisi pendaftaran di salahsatu stand perusahaan saat bursa kerja di auditorium Universitas Panca Sakti, Tegal, Jateng. Angka pengangguran di Indonesia sangat tinggi, lebih dari 7 juta orang.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menggunakan sarana mobil pasar kerja untuk mengurangi tingkat pengangguran.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos), Kabupaten Sleman, Julisetiono Dwi Wasito mengatakan, pihaknya kerap kali menyediakan mobil pasar kerja yang menelusuri pelosok pedesaan Sleman. Kendaraan tersebut tentunya menjadi peluang bagi warga yang ingin mendapatkan pekerjaan.

“Bila terkumpul lebih dari 10 orang yang masih menganggur, segera daftarkan diri dan hubungi pihak kami,” kata Wasito, Selasa (11/12).

Para calon pekerja pun tidak dipungut biaya. Bahkan meskipun jarak tempuh ke wilayah tersebut tergolong jauh, petugas Pemkab tetap akan melayani. Seperti akses menuju kawasan lereng Merapi di Desa Glagaharjo yang ditutup. Namun, imbuh Wasito, bila memang ada calon pencari kerja yang menginformasikan kebutuhan kerja, maka pihaknya akan mendatangi lokasi tersebut.

Selain memfasilitasi mobil pasar kerja, Disnakersos juga selalu menyelenggarakan bursa kerjadi wilayah-wilayah kampus. Pasalnya, banyak juga lulusan sarjana yang masih menganggur di Sleman. Wasito mengakui, jumlah  pengangguran di Kabupaten Sleman saat ini masih tertinggi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dari data Pemkab Sleman, pengangguran pada tahun ini mencapai 39.921 orang. Meskipun menurun dari jumlah tahun lalu yang berkisar 58.295 orang, angka tersebut masih menempati posisi tertinggi di DIY.

Dari jumlah tersebut, tingkat pendidikan para penganggur yakni, lulusan SD sebanyak 15 persen, SMP sebanyak 21 persen, SMA/SMK 36 persen dan 8,5 persen. Sedangkan, lulusan diploma dan sarjana  8 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement