Senin 10 Dec 2012 22:26 WIB

Sosialisasi Pendidikan Bela Negara

Rep: Heri Purwata/ Red: Chairul Akhmad
Sejumlah siswa SMA mengikuti pendidikan bela negara di Markas Kodim (ilustrasi).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Sejumlah siswa SMA mengikuti pendidikan bela negara di Markas Kodim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WATES – Kodim 0731 Kulonprogo melakukan sosialisasi Pendidikan Pendahuluan Bela Negara dan empat pilar bangsa yang meliputi Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan keutuhan NKRI.

Sosialisasi dibuka dengan menampilkan seni akrobatik debus dan seni budaya sintren, di Alun-alun Wates, Senin (10/12). Sosialisasi digelar secara roadshow di 12 Koramil se-Kulonprogo.

Pembukaan disaksikan ribuan pelajar  SD, SMP dan SLTA di wilayah Kecamatan Wates. Juga dihadiri Wakil Bupati Kulonprogo H Sutedjo, Kasdim 0731 Kulonprogo Mayor Infanteri Moch Ilham, Forkorpimda, dan pimpinan SKPD serta Komandan Koramil se-Kulonprogo.

Atraksi yang ditampilkan dan menarik siswa dan semua yang hadir adalah akrobatik debus dari Banten di mana personil tidur beralaskan pecahan kaca, kemudian ditindih batang salak berduri dan masih digilas dengan mobil truk yang berpenumpang penuh siswa SD.

Di sela-sela atraksi tersebut petugas pemandu menyelipkan berbagai pengetahuan tentang empat pilar bangsa kepada para perwakilan siswa. Beberapa pertanyaan yang  sangat mudah, ternyata tidak mampu dijawab. Seperti pertanyaan siapa pahlawan revolusi.

Pertanyaan yang tidak mampu dijawab lainnya adalah pahlawan nasional wanita asal Kulonprogo, serta tidak mampu menyanyikan beberapa lagu nasional seperti “Bagimu Negeri”, “Syukur” maupun “Maju tak Gentar”.

Sementara pertanyaan siapa penyanyi dari group band terkenal di Tanah Air langsung dijawab dengan benar.

Wakil Bupati Kulonprogo, H Sutedjo, mengatakan metode yang dipakai sosialisasi ini sangat baik. Namun, ia sangat prihatin dengan jawaban siswa yang tidak tepat. Hal ini menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi orang tua, keluarga dan pendidik serta Pemkab.

“Ini membuktikan belum maksimal mengestafetkan wawasan kebangsaan ini kepada anak-anak. Pengetahuan Pancasila juga masih memprihatinkan meskipun sangat mungkin karena menjawab di hadapan banyak orang sehingga bisa grogi malah lupa,” kata Sutedjo.

Menurutnya, harus ada upaya lain untuk dapat meningkatkan pemahaman kepada para siswa tentang empat pilar bangsa, harus ada estafet supaya perjalanan bangsa tidak terputus di tengah jalan.

Cara efeketif yang dilakukan seperti yang dilakukan oleh Kodim yang dapat dilakukan di banyak tempat, sedangkan di sekolah masuk pada kurikulum yang tepat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement