Senin 10 Dec 2012 16:30 WIB

Limpasan Air Rusak Jalan dan Rumah

Rep: Ghalih Huriarto/ Red: A.Syalaby Ichsan
 Petugas tengah memperhatikan arus air akibat jebolnya tanggul Kali Laya di perumahan Bukit Cengkeh II, Depok, Jawa Barat, Selasa (13/11). (Rakhmawaty La'lang)
Petugas tengah memperhatikan arus air akibat jebolnya tanggul Kali Laya di perumahan Bukit Cengkeh II, Depok, Jawa Barat, Selasa (13/11). (Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID,  SOREANG -- Warga Kampung Jiwanaya, Desa Cibeunying, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung mengeluhkan limpasan air dari perumahan yang terletak bersebelahan.

Warga khawatir derasnya limpasan air akan merusak infrastruktur jalan dan bangunan rumah. Limpasan air masuk ke permukiman warga akibat drainase yang buruk di Perumahan Rasamala yang letaknya bersebelahan.

Ketua RW 04 Kampung Jiwanaya, Ajat Sudrajat (55) menuturkan, kondisi tersebut sebenarnya sudah lama terjadi. Bahkan salah satu jalan yang menjadi akses warga Kampung Jiwanaya sempat amblas akibat gerusan air. Namun jalan tersebut sudah diperbaiki dengan swadaya masyarakat.

"Selain itu, dua pekan lalu dapur rumah salah seorang warga juga ambruk akibat limpasan air dari perumahan," ujarnya kepada Republika, Senin (10/12).

Ajat menuturkan, kondisi saluran air di Perumahan Rasamala buruk. Terlebih kondisi perumahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Kampung Jiwanaya, menyebabkan limpasan air saat hujan deras semakin kencang masuk ke permukiman warga.

"Ini sudah terjadi cukup lama, bahkan jalan saat ini kondisinya seperti jembatan, karena tanahnya tergerus air yang deras. Sempat amblas, namun sudah dikerjakan swadaya oleh masyarakat. Saat ini hanya disangga tiang beton," paparnya.

Ancaman limpasan air dari Perumahan Rasamala membuat tujuh kepala keluarga (KK) khawatir. Lokasi rumah yang terletak persis dibawah perumahan membuat mereka merasa terancam. 

Salah seorang warga, Amung Supriadi (45)  mengatakan, rumahnya sempat kotor akibat lumpur tanah masuk ke dalam rumah. "Bahkan rumah ibu saya, Mimi (65) dapurnya hancur tertimpa benteng dari atas, karena tertekan air yang terus turun," ungkapnya.

Warga lainnya, Eno Suhana (56) mengeluhkan limpasan air yang mengancam rumahnya. Dirinya sudah dua kali membangun benteng, namun selalu hancur karena tekanan air yang meluncur langsung ke rumahnya. Bahkan saat hujan deras, ia dan keluarganya harus mengungsi ke rumah anaknya yang tidak jauh dari rumahnya. "Takut kalau hujan deras, karena air seperti air terjung menghantam tembok, khawatir runtuh," kata dia.

Warga berharap kepada pihak perumahan agar membangun saluran yang lebih baik, sehingga air hujan yang mengalir tidak langsung ke permukiman warga Kampung Jiwanaya. Ajat Sudrajat mengatakan, warga sudah dijanjikan oleh Pengembang Perumahan Rasamala untuk membangun saluran air, namun hingga saat ini belum direalisasikan.

"Kami ingin secepatnya saluran air dibangun, jadi kami tidak khawatir. Seharusnya air dialirkan ke tempat yang pas, misalnya ke sungai. Kalau begini kan limpasan air kemana-mana," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement