Ahad 09 Dec 2012 18:30 WIB

80 Persen Desa Wisata di Indonesia Berkembang

Rep: Nur Aini/ Red: Heri Ruslan
Seorang pekerja menyelesaikan proses pembuatan salah satu produk gerabah di Daerah Kasongan, Bantul, Yogyakarta. Desa Kasongan merupakan salah satu desa yang dijadikan sebagai desa wisata di Provinsi DIY.
Foto: Antara
Seorang pekerja menyelesaikan proses pembuatan salah satu produk gerabah di Daerah Kasongan, Bantul, Yogyakarta. Desa Kasongan merupakan salah satu desa yang dijadikan sebagai desa wisata di Provinsi DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengklaim sebanyak 80 persen desa wisata di tanah air telah berkembang sesuai potensi setempat. Namun, sisanya masih belum berkembang lantaran keliru dalam mengolah potensi desa.

Menurut Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenparekraf, Firmansyah Rahim, pihaknya mengucurkan dana dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Pariwisata sebesar Rp 400 juta untuk tiga tahun di setiap desa wisata. Pada 2012, Kemenparekraf memberikan dana PNPM kepada 978 desa wisata.

"Tapi, ada penggunaan yang keluru misalnya desa dengan potensi laut tapi dibelikan barang-barang yang tidak berhubungan dengan wisata laut," terangnya di Magelang, Ahad (9/12).

Dia mengatakan 80 persen desa wisata yang dievaluasi telah menggunakan dana PNPM sesuai peruntukan. "Ya, 20 persen sisanya bisa dikatakan belum berkembang," ujarnya. Desa wisata yang mendapatkan dana PNPM tersebut disyaratkan memiliki potensi yang dapat mendatangkan wisatawan.

Bagi desa yang tidak mmapu mengelola dana PNPM sesuai peruntukan, Firmansyah mengatakan pihaknya akan menghentikan pengucuran dana. Pada tahun pertama, desa wisata akan dikucuri dana Rp 100 juta.

Dana itu akan meningkat di tahun kedua dan ketiga masing-masing sebesar Rp150juta jika pengembangan desa wisata dinilai baik. Adapun, pada tahun ke-empat, Kemenparekraf akan mengusulkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk desa wisata yang bersangkutan.

Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Masyarakat Kemenparekraf, Bakri mengatakan pihaknya sudah mengevaluasi desa wisata yang menerima bantuan PNPM periode 2009-2011. Dari 600 desa wisata yang menerima PNPM, sebanyak 160 desa yang dijadikan sampel penilaian. "Sudah banyak desa yang dikembangkan sesuai perencanaan," ujarnya.

Desa wisata yang dikembangkan dengan baik, kata Bakri, terdapat di daerah pariwisata. Desa wisata itu terdapat di Yogyakarta, Lombok, Sumatera Barat, dan Jawa Timur. Pengembangan desa wisata di Jawa Barat dinilai masih tertinggal dari Jawa Tengah.

Namun, Bakri mengatakan pihaknya belum menghitung secara persis desa wisata yang belum berkembang. "Kami memberi penilaian dengan sampling," ujarnya. Penilaian desa wisata tahun depan, ujarnya, akan dilakukan lebih intensif. Enam bulan ini tren bagus.

Tahun ini, Provinsi Jawa Tengah menerima PNPM Mandiri Pariwisata sebanyak 79 desa dengan total dana sebesar Rp 6,7 miliar. Khusus untuk Magelang, sebanyak 11 desa mendapat dana PNPM sebesar Rp 950 juta. Adapun, plafon anggaran PNPM sampai 2014 sebesar Rp366 miliar untuk 2.000 desa wisata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement