Ahad 09 Dec 2012 10:35 WIB

Kurikulum 2013 Masih Memungkinkan Ada Perubahan

Rep: Andi Nur Aminah/ Red: Didi Purwadi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Uji publik kurikulum 2013 di beberapa tempat diharapkan bisa menambah masukan sehingga kurikulum tersebut menjadi makin bagus. Karena itulah uji publik dilakukan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh, mengatakan masih ada kemungkinan kurikulum 2013 mengalami perubahan.

''Kalau yang kita bahas ini sudah pasti, ngapain kita uji publik. Itu bukan uji publik, tapi sosialiasi, itu kan beda,'' ujar M Nuh, usai acara Uji Publik Pengembangan Kurikulum 2013 di Universitas Mataram, NTB, Sabtu (8/12).

Uji publik, kata Mendikbud, artinya masyarakat secara terbuka bisa menguji, memberikan pandangan serta masukan terhadap kurikulum yang akan diterapkan pada tahun ajaran baru 2013 nanti. Menurutnya, meskipun sudah disiapkan dengan baik, namun jika ada pandangan lain dan lebih bagus, akan diterima.

''Tapi sifatnya adalah memperbaiki dan menyempurnakan,'' ujarnya. Karena itu, selama belum diterapkan, M Nuh mengatakan, masih sangat mungkin perubahan-perubahan akan terjadi.

Sementara itu, rektor Universitas Mataram, Sunardi menanggapi rencana perubahan kurikulum baru tersebut dengan positif. Menurutnya, sebagai salah satu kampus yang akan melepaskan calon-calon guru melalui FKIP, kampus harus lebih siap.

''Kita sudah antisipasi penerapan kurikulum baru itu. Metode pendidikan dan pengajaran pun akan disesuaikan,'' ujarnya.

Uji publik kurikulum 2013 di Univeristas Mataram dihadiri sekitar 500 peserta. Sebanyak 400 orang berasal dari kalangan civitas akademika Universitas Mataram, pakar penddikan, asosiasi profesi guru, anggota DPRD Privinsi NTB,  ketua  yayasan pendidikan, Kanwil Kementerian Agama, anggota  dewan pendidikan dan tim pengembang kurikulum, pengawas serta kepala sekolah, juga sejumlah guru-guru SD, SMP, SMA dan sekolah rintisan karaker yang ada di Pulau Lombok. Sebanyak 100 peserta lainnya adalah kalangan mahasiswa.

Gubernur NTB, Zainul Majdi mengatakan, kegiatan seperti ini sangat penting untuk kemajuan pendidikan. Menurutnya, seperti yang diajarkan di pesantren, ada dua hal penting untuk menunjang terbangunnya masa depan bangsa dari pendidikan.

Pertama, infrastruktur yang bisa dibangun melalui materi, serta pendidik yang mendididk. ''Sesuatu yang menghubungkan antara guru dan murid adalah hal penting dan harus berkarakter. Penghubung itu sangat penting itulah metode pembelajarannya,'' ujar Zainul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement