Jumat 07 Dec 2012 22:00 WIB

DKI Sempurnakan Sistem Peringatan Dini Banjir

Bencana banjir (ilustrasi).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Bencana banjir (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus menyempurnakan sistem peringatan dini agar dampak banjir bisa dikendalikan dan diminimalkan. Wakil Kepala Dinas PU DKI Jakarta, Tarjuki, mengatakan hal tersebut.

"Jakarta sudah lama memiliki early warning system banjir. Kami mengutamakan peringatan dini dan mitigasi karena tidak ada negara di dunia ini yang berhasil mengatasi banjir," kata Tarjuki seperti dikutip Antara.

Namun, lanjut dia, bagaimana negara memitigasi dan menyelamatkan nyawa penduduk dari bencana banjir. Setidaknya ada empat sumber informasi tentang ancaman banjir.

Pertama, prediksi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). "Kalau cuaca buruk, BMKG akan mengirimkan data daerah mana yang curah hujannya tinggi. Itu yang kita pakai sebagai pengambil keputusan," kata dia.

Kedua, kata dia, prediksi pasang surut di Tanjung Priok. Ketiga adalah informasi dari pakar Meteorologi. Keempat, informasi dari petugas pemantau ketinggian air di hulu.

"Misalnya kalau tinggi permukaan air di Katulampa sudah mencapai siaga III saja, maka kita akan beritahu warga kalau 12 jam lagi akan ada air kiriman dari Bogor di sepanjang Ciliwung," kata dia.

Ia mengatakan saat ini sudah ada tujuh wilayah yang sudah mempunyai alat ketinggian banjir atau Peil Schall. Ketujuh wilayah itu adalah Kali Angke, Kali Pesanggrahan, Kali Krukut, di Kali Ciliwung (2 alat), Kali Cipinang, dan Kali Sunter.

Peil Schall adalah alat berbentuk penggaris yang mengukur debit air berpotensi menyebabkan banjir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement