REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Upaya Polri dalam membekuk tahanan yang kabur justru berbuah fatal. Kerusuhan yang Rabu (5/12) lalu terjadi di Manokwari, Papua Barat, diketahui disebabkan karena tewasnya seorang warga setempat, Timotius AP.
Para perusuh yang marah memblokir jalan protokol dan berhasil menghancurkan tiga pos polisi yang ada di sekitar. Warga menilai Timotius tewas karena ditembak oleh polisi. Suasana mencekam pun hadir sepanjang malam pasca aksi kerusuhan terebut.
Markas Besar (Mabes) Polri membenarkan hal tersebut. Kepala Bagian Penerangan Umum, Kombes Agus Riyanto mengatakan, Timotius adalah seorang buronan yang sudah dua kali melarikan diri dari tahanan.
Diceritakan oleh Agus, saat itu polisi berhasil mengendus keberadaan Timotius di Pantai Mariti Papua. Tak lama, polisi kemudia melakukan penggerebekan, namun saat hendak ditangkap Timotius melakukan perlawanan dengan senjata api rakitan yang ia pegang.
Alhasil, polisi terlibat baku tembak dengan dirinya dan beberapa saat berselang ,Timotius pun berhasil dilumpuhkan. Setelah ditangkap, polisi kemudian membawanya ke rumah sakit Angkatan Laut, Manokwari. Akan tetapi nyawanya tidak tertolong akibat peluru yang menghujam pinggang bagian kirinya.
“Timotius adalah tahanan LP Manokwari yang kabur pada 6 Juli lalu, kemudian dia berhasil ditangkap pada 13 Sepetember. Namun dia kabur lagi tiga hari berselang sampai akhirnya Rabu (5/12) dia tertangkap,” ujar Agus Kamis (6/12). Dikatakannya, Timotius adalah tahanan atas kasus pencurian yang disertai kekerasan beberapa waktu lalu.
“Sekarang kondisi di Manokwari sudah mulai mendapat penenangan langsung dari Kapolda Papua, Irjen Tito Karnavian, dan mulai membaik,” tutupnya.