Rabu 05 Dec 2012 18:00 WIB

Gawat, Bahasa Cirebon Terancam Punah

Rep: Lilis Handayani/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -– Rendahnya minat geneasi muda untuk menggunakan bahasa Cirebon dalam pergaulan sehari-hari, membuat bahasa tersebut dikhawatirkan terancam punah. Kota Cirebon pun masih kekurangan jumlah guru bahasa Cirebon dalam jumlah besar.

Salah seorang seniman Cirebon, Sunarto (69 tahun), mengungkapkan, penggunaan bahasa Cirebon saat ini hanya dilakukan di kalangan tertentu saja. Salah satunya di kalangan orang tua. Sedangkan generasi muda, lebih banyak yang memilih untuk menggunakan 'bahasa gaul' dalam percakapan sehari-hari.

"Kalau terus-terusan seperti ini, maka beberapa tahun lagi bahasa Cirebon akan punah," tutur Sunarto.

Ketua Lembaga Basa lan Sastra Cirebon (LBSC), Nurdin M Noer, menambahkan, selain kondisi itu, jumlah guru basa Cirebon juga masih jauh dari harapan. Dia menyebutkan, Kota Cirebon sedikitnya membutuhkan lima ribu guru basa Cirebon.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Nurdin berharap Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat (Jabar) untuk merangkul beberapa universitas agar membuka jurusan Bahasa Cirebon. Hal itu terutama dilakukan di Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Indramayu.

Selama ini, kata Nurdin, jurusan bahasa dan sastra Sunda sudah diselenggarakan di Bandung maupun kota lainnya. Begitupula dengan jurusan bahasa atau sastra Jawa juga banyak di DIY, Jateng, Jatim, bahkan di UI. "Sedangkan untuk basa Cirebon belum ada," kata Nurdin.

Tak hanya itu, lanjut Nurdin, untuk menyelamatkan bahasa Cirebon, maka pemerintah sebaiknya menyelenggarakan pelatihan bahasa, sastra, aksara, dan seni Cirebon. Adapun sasaran pelatihannya adalah guru SD/MI, guru mata pelajaran Bahasa Cirebon, dan guru kesenian SMP/MTs, SMA/MA/SMK. "Kegiatan tersebut sebaiknya dilaksanakan selama enam bulan berturut-turut secara gratis," ujar Nurdin.

Terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Cirebon Dana Kartiman, menerangkan, Bahasa Cirebon sudah lama dijadikan mata pelajaran muatan lokal (mulok) di SD hingga SMP. Namun, saat ini pelajaran tersebut baru pada tahap dasar kaidah bahasa dan belum masuk pada pendalaman. Hal itu dikarenakan mulok bahasa Cirebon rata-rata hanya diajarkan satu sampai dua jam selama satu minggu.

Dana menambahkan, selain dalam pelajaran sekolah, pemahaman Bahasa Cirebon semestinya juga diterapkan di luar sekolah. Hal itu terutama dilakukan di lingkungan keluarga dan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement