REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Ulama dan perwakilan rakyat tengah berembug tentang penyelesaian konflik-konflik sosial di Indonesia. Sistem doktrinasi pada umat dianggap tak up to date.
“Sosialisasi dalam bentuk sharing saat ini dipandang sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya yang bersifat indoktrinasi,” ujar pimpinan MPR RI, Ahmad Farhan Hamid dalam Training of Trainers Majelis Ulama Indonesia, Selasa (4/12).
Konflik-konflik sosial yang berakar pada pluralisme, terang Farhan, seharusnya dapat disikapi dengan jernih. Artinya, pandangan negatif terhadap kondisi bangsa Indonesia diminimalisir. Menurutnya, keliru jika membandingkan konsep negara kepulauan sepertiIndonesia dengan negara berbasis kontinental.
“Daya tahan dan daya juang yang dimiliki oleh negara kepulauan jauh lebih kuat,”ulas Farhan.
Selama dua hari mendatang, di acara ini, pimpinan MPR berusaha mendekati para ulama untuk membangun jejaring sosialisasi tentang kebhinekaan bangsa.
Ketua Komisi Hukum dan Undang-Undang MUI KH Basri Barmanda berharap, MPR dapat lebih gencar melakukan sosialisasi seperti yang tengah berlangsung. Lantaran tingkat kerusakan moral yang terjadi saat ini cenderung bertambah.