REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Meski menyandang predikat Kota Pendidikan namun keberadaan sekolah inklusi di Kota Yogyakarta ternyata masih kurang. Bahkan, jumlah sekolah inkulsi yang ada belum mencapai angka angka 10 persen.
“Jumlah sekolah inklusi di Yogyakarta baru 22 sekolah dari sekitar 520 sekolah tingkat SD hingga SMA,” ujar Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Budi Asrori, Selasa (4/12).
Menurutnya, sekolah inklusi merupakan sekolah umum baik negeri maupun swasta yang menerima siswa berkebutuhan khusus (disable) di sekolah itu. Siswa disabilitas ini mendapat pendidikan yang sama dengan siswa lain namun dengan pendekatan atau metode berbeda.
Ia menjelaskan, kendala terbesar pendirian sekolah inklusi yaitu kemampuan sumber daya manusia, terutama guru. Makanya, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta mendirikan pusat pelatihan dan konsultasi bagi guru inklusi. Pusat pelatihan ini didirikan di SD Negeri Giwangan Yogyakarta yang juga merupakan pilot project sekolah inklusi di Yogya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Edy Hery Suasana menambahkan, pusat pelatihan guru inklusi di SDN Giwangan ini bekerjasama dengan Fakultas Psikologi UGM. “Menangani siswa inklusi butuh treatment dan keahlian khusus. Harus ada pendekatan tersendiri sehingga peran psikolog kita libatkan,” paparnya.
Pada 2013, lanjut dia, pihaknya akan menambah sekolah inklusi di Yogyakarta dengan pertimbangan kewilayahan dan ketersediaan tenaga pengajar. Sekolah ini akan didirikan di wilayah yang memiliki siswa inklusi banyak.