Senin 03 Dec 2012 22:33 WIB

Kasal: Indonesia Butuh Ikon Seperti Sinbad

HARI DHARMA SAMUDERA. Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno menabur bunga kelaut di Alur Pelayaran Timur Surabaya (APTS) Surabaya, Minggu (15/1). Tabur bunga yang berlangsung di atas KRI Makasar-590 dalam rangka peringatan Hari Dharma Sa
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
HARI DHARMA SAMUDERA. Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno menabur bunga kelaut di Alur Pelayaran Timur Surabaya (APTS) Surabaya, Minggu (15/1). Tabur bunga yang berlangsung di atas KRI Makasar-590 dalam rangka peringatan Hari Dharma Sa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno mengatakan, Indonesia membutuhkan ikon pahlawan di laut sebagaimana tokoh-tokoh seperti Sinbad, Kapten Hawk, Colombus, hingga Marcopolo seperti di negara-negara lain.

"Ikon-ikon pahlawan laut seperti di negara lain saat ini belum tumbuh di Indonesia," kata Kasal saat peluncuran buku sejarah "Pasukan M: Menang tak Dibilang, Gugur tak Dikenang" di Jakarta, Senin malam.

Menurut dia, ikon pahlawan laut dibutuhkan dalam menumbuhkan watak dan karakter generasi penerus bangsa. Sejumlah nama pahlawan laut di Indonesia seperti Hang Tuah, Malahayati, Nala, hingga komandan Pasukan M, Kapten Markadi, belum berhasil menjadi ikon.

Kasal menilai Kapten Markadi patut menjadi ikon karena ketokohannya yang menyerupai Bima dalam Babad Mahabharata. "Ibarat Bima, dia memiliki karakter gagah, teguh, kuat, tabah, jujur, berhati lembut, dan rendah hati," katanya.

Bahkan Pasukan M yang hanya menggunakan perahu kecil mampu mengusir pasukan Belanda yang memiliki kapal lebih canggih.

"Saya berharap buku mengenai Pasukan M yang berjuang di Selat Bali pada 1945-1949 ini mampu memberi penyadaran bahwa kebersamaan perjuangan sudah terbentuk sejak negeri ini berdiri," jelasnya.

Di tempat yang sama, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, Kapten Markadi pantas menjadi ikon pejuang maritim di Indonesia.

"Dia (Markadi) adalah bagian penting dalam perjalanan perjuangan kemerdekaan Indonesia," kata Menhan.

Purnomo berharap peluncuran buku Pasukan M ini bisa menjadi referensi bagi generasi penerus untuk tetap mengenang nilai-nilai perjuangan.

"Globalisasi yang saat ini berkembang begitu cepat bisa mengerosi nilai-nilai kebangsaan. Jadi, harus dibendung. Saya sungguh mengapresiasi peluncuran buku ini," kata Menhan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement