Senin 03 Dec 2012 19:04 WIB

Penumpang KRL, eTiket Masih Setahun Lagi , Mengapa Kartu Komet Dihapus

  Rangkaian gerbong kereta api listrik (KRL) khusus wanita memasuki Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Senin (1/10).   (Aditya Pradana Putra/Republika)
Rangkaian gerbong kereta api listrik (KRL) khusus wanita memasuki Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Senin (1/10). (Aditya Pradana Putra/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Masyarakat pemakai jasa kereta rel listrik mengeluhkan PT KAI yang tidak lagi menjual Kartu Tanda Berlangganan alias Komet.

"Saya tak tahu bahwa KTB Komet tak lagi dijual," kata Reni, di Stasiun Depok Lama, Senin. PT KAI mulai Senin ini tidak menjual lagi Komet. Peralihan berlangsung hingga diberlakukan sistem tiket elektronika (e-ticketing) alias tiket elektrik tahun depan.

KTB Komet adalah kartu bulanan yang dimiliki penumpang KRL. Harganya bervariasi tergantung jarak. KTB Komet hanya berlaku satu bulan saja.

Menurut dia dengan tidak lagi menjual kartu berlangganan tersebut dirinya terpaksa membeli tiket setiap hari. "Ini merepotkan. Saya harus antri beli tiket setiap hari," keluhnya.

Hal senada juga dikatakan Ani, warga Cilodong, yang mengatakan sebenarnya KTB komet memudahkan para pengguna kereta listrik setiap hari. "Kita tidak perlu antri lagi beli tiket setiap hari," ujarnya.

Dia heran, "Pemberlakuan tiket elektrik masih setahun lagi harusnya jual saja KTB Komet Desember."

Di sisi lain, Kepala Stasiun Depok, Dwi Purwanto, mengatakan tiket elektrik lebih menguntungkan pemakai jasa kerena penggunaan sesuai dengan pemakainya. Tidak seperti kartu berlangganan yang harus membayar satu bulan sebesar Rp237.000. "Saldonya tetap jika tidak dipakai," katanya.

Dikatakannya pengisian tiket elektrik juga bisa disesuaikan dengan kemampuan penumpang. Misalnya saja, pengisian bisa dibolehkan Rp 100.000. Dan tetap berlaku meski sudah satu bulan lebih jika saldonya masih ada.

Di Stasiun Depok jumlah pemakai jasa kereta listrik setiap hari mencapai 13.000 orang. Dengan rincian 11.500 penumpang dengan sistem karcis dan 1.500 yang menggunakan KTB Komet.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement