REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku kurang nyaman dengan istilah asing Mass Rapid Transit (MRT). Menurut dia, penyebutan megaproyek transportasi masal itu lebih baik dikembalikan ke padanannya dalam bahasa Indonesia.
"Jangan MRT, kereta bawah tanah saja gitu. Kalau perlu dicarikan singkatan baru, jadi KBT (kereta bawah tanah)," kata Jokowi ketika berbincang dengan wartawan di restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (27/11).
Jokowi menambahkan, faktor lain yang membuat dirinya enggan menggunakan istilah MRT adalah faktor popularitas. Ia mengatakan, selama blusukan ke kampung-kampung ia kerap ditanya warga soal istilah bahasa Inggris tersebut.
"Tiap blusukan saya sering ditanya 'MRT itu apa sih Pak?' Itu tandanya banyak warga tidak tahu apa itu MRT. Ya saya jawab saja itu kereta bawah tanah," imbuh Jokowi.
Seperti diketahui, hari ini, Rabu (28/11), Jokowi diagendakan memimpin rapat kordinasi pembahasan MRT pukul 14.30 WIB. Jokowi mengatakan, rapat ini akan menentukan lanjut atau kandasnya proyek kereta api bawah tanah ini.