Rabu 28 Nov 2012 03:00 WIB

Kecewanya Eks Penyidik KPK kepada Abraham

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Hafidz Muftisany
Ketua KPK Abraham Samad
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Ketua KPK Abraham Samad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang kini telah kembali ke Polri Hendy F Kurniawan mengaku khawatir KPK akan dihancurkan dari dalam.

Pernyataan Hendy tersebut cukup berani dan blak-blakan. Saat bertugas di KPK, ia mengaku sejumlah kasus besar yang melibatkan Angelina Sondakh dan Miranda S Goeltom tidak melalui prosedur yang seharusnya.

Kedua perkara itu tidak melalui gelar perkara, tidak memiliki surat perintah penyidikan (sprindik) dan tanpa alat bukti yang lengkap.

Hendy telah bertugas selama lima tahun di KPK. Ia termasuk dalam enam penyidik KPK yang mengajukan pengunduran diri awal November lalu.

"Saya tidak serta merta melakukan sesuatu tanpa memikirkan etika. Kalau memang bisa dijelaskan ya dijelaskan, tapi ini berkali-kali (terjadi). Ia (Abraham) tidak bersedia menjelaskan alat bukti yang dimiliki," katanya saat ditanya mengenai friksi yang terjadi antara penyidik dan Abraham, Selasa (27/11). 

Hendy menambahkan, ia tidak membenci KPK tapi pimpinannya. Ia mengaku tidak tahu apakah Abraham penuh kepentingan atau tidak.

Saat diundang ke DPR, ia sempat menyampaikan agar kualitas pimpinan KPK diperhatikan. Sebaiknya pimpinan KPK dipilih dari dalam sehingga bisa melebur dengan pimpinan lain dan tidak merusak tatanan di dalam.

Ia berharap Abraham menonton apa yang ia sampaikan agar bisa mengevaluasi diri. Hendy mengatakan alasan ia mundur adalah untuk berkarir di kepolisian dan tidak akan keluar dari Polri.

Ia pernah menyampaikan kepada pimpinan KPK bahwa dirinya sudah tidak nyaman bertugas. Ia merasa profesionalitasnya digadaikan saat berada di KPK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement