REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir direncanakan menjalani tes urine dan darah di Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap.
"Rencananya pada Kamis (29/11), dokter lapas akan mengambil sampel urine dan darah Ustadz Ba'asyir untuk diperiksa di sini (RSUD Cilacap, red)," kata anggota Tim Pembela Muslim (TPM) Ustadz Hasyim di Cilacap, Selasa.
Hasyim mengatakan hal itu kepada wartawan usai menjenguk Abu Bakar Ba'asyir di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Batu, Pulau Nusakambangan, Cilacap.
Menurut dia, Ba'asyir pada 2002 pernah sakit jantung dan paru-paru, sehingga dirawat di rumah sakit.
Selain itu, kata dia, sejak 2005 Ba'asyir juga mengalami penyempitan di tulang ekor.
"Dokter Joserizal Jurnalis dari Mer-C mengatakan jika ada pembengkakan di kaki, wajah, dan badan Ustad Ba'asyir. Namun dokter Joserizal belum bisa memastikan, sehingga dia (Joserizal) minta dokter lapas untuk melakukan tes urine dan darah dalam ginjal Ustad Ba'asyir," katanya.
Bahkan, kata dia, pembengkakan yang dialami Ba'asyir dinilai aneh oleh dokter Joserizal, sehingga dikhawatirkan mengarah pada sakit ginjal.
Menurut dia, hal ini disebabkan Ba'asyir yang rutin menjalani puasa daud (sehari puasa, dan sehari tidak puasa, red) tidak pernah merasa lapar.
"Badannya justru membengkak, mestinya susut, dan berat badannya menurun," katanya.
Kendati demikian, ia mengatakan, kondisi Ba'asyir sejak berada di Lapas Batu jauh lebih baik dibanding saat masih dalam penahanan di Rumah Tahanan Badan Reserse Kriminal Mabes Polri.
"Alhamdulillah, kalau pagi beliau sering berolah raga, selama di Mabes Polri tidak bisa dilakukan. Di waktu senggang, beliau membaca Alquran," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
