REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Proses evakuasi korban longsor di Kampung Cipalasari, Desa Taraju, Kecamatan Taraju, Tasikmalaya, mengalami kesulitan. Korban diduga tertimbun batu berukuran besar dengan diameter sekitar 6-8 meter.
Setelah tiga jam melakukan proses evakuasi dengan alat tradisional, tim gabungan TNI, Polri, BPBD, serta Organisasi Masyarakat masih belum bisa menemukan korban. Komandan Distrik Militer 0612 Tasikmalaya, Letkol Inf M Muchidin, mengatakan proses evakuasi terus dilakukan dengan usaha semaksimal mungkin.
Untuk waktu tanggap darurat, diserahkan kepada kebijakan Bupati Tasikmalaya, Uu Ruzhanul Ulum. "Kami berusaha semaksimal mungkin, semoga saja korban bisa lekas ditemukan," ungkapnya di sela-sela proses evakuasi di lokasi kejadian, Senin (26/11).
Muchidin menuturkan, proses tahap pertama evakuasi dilakukan dengan menguras air yang terbendung oleh batu. Pasalnya dugaan pertama, korban tenggelam di sungai. Namun setelah dikuras dengan menyingkirkan batu agar air mengalir dan berkurang, korban ditemukan. "Berarti dugaan, korban tertimbun batu dan sekarang fokus untuk menemukan korban," kata dia.
Untuk membantu menyingkirkan batu besar akan menggunakan lima mobil offroad. Dengan sling besi, batu akan ditarik. "Batu sangat besar, tadi pagi sempat coba ditarik dengan satu mobil tapi tidak kuat, jadi nanti akan dicoba dengan lima mobil," ungkap Muchidin.
Pantauan di lapangan, tim gabungan sedang berusaha keras untuk menyingkirkan batu besar. Sukarelawan menatik batu, memecah batu dengan palu dan menyingkirkan di sisi singai. Sementara itu, lokasi kejadian dibatasi dengan police line, pasalnya ratusan warga menkerubuti untuk melihat proses evakuasi.