REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat mempersiapkan transportasi alternatif bagi penumpang KRL di Cilebut. Hal ini diutarakan Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Suroyo Alimoeso, saat dihubungi, Sabtu (24/11).
Menurut Suroyo, saat ini sudah dilakukan antisipasi angkutan alternatif Kemenhub dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor, Dishub Kota Bogor, dan Dishub Depok. "Sepanjang reguler masih siap, tetap dilayani. Namun Damri sudah siap apabila dipandang perlu sampai dengan perbaikan selesai," katanya melalui pesan singkatnya.
Armada yang disiapkan berkapasitas sepuluh tempat duduk dan enam armada Damri untuk mengangkut penumpang kereta dari Cilebut. "Reguler yang sekarang kendaraam kapasitas 10 tempat duduk, karena memang infrastuktur tidak lebar. Damri disiapkan kurang lebih enam kendaraan. Tarif harusnya sama dengan yang berlaku sekarang," ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Menhub, Bambang Susantono, mengatakan Kemenhub akan mengupayakan penyediaan transportasi alternatif bagi penumpang kereta api dari Bogor yang mengalami kesulitan akibat tanah longsor. "Kita (Kemenhub) sedang mengupayakan untuk menyediakan transportasi alternatif, seperti Bus Damri atau sejenisnya agar penumpang dari Bogor terakomodir," katanya.
Menurut Wamenhub, bus alternatif tersebut diupayakan tidak mengganggu trayek yang ada dan sifatnya insidental selama perbaikan jalur rel berlangsung.
"Kita upayakan jangan sampai transportasi alternatif ini menggangu trayek yang ada. Misalnya, bus ini menghubungkan Bogor dengan Depok. Karena tidak mungkin bus ini melewati Bojong karena sudah sangat sempit dan penuh jalannya," katanya.
Bambang menambahkan, upaya perbaikan rel yang ambles, karena longsor akan dilakukan secepatnya. Namun, langkah tersebut akan dilakukan lebih selektif mengingat lokasi yang longsor cukup parah sehingga mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
"PT KAI sedang mengupayakan agar pengembalian rel dapat secepatnya dilakukan. Minimal penimbunan terlebih dahulu, agar satu rel dapat dilalui dan perjalanan KRL Bogor-Jakarta kembali pulih," katanya.