Jumat 23 Nov 2012 22:46 WIB

Sukabumi Kehabisan Bronjong untuk Cegah Longsor

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Chairul Akhmad
Sejumlah petugas penangggulangan bencana dan prajurit TNI mencari korban yang diduga masih tertimbun setelah terjadinya tanah longsor (ilustrasi).
Foto: Antara/Agus Bebeng
Sejumlah petugas penangggulangan bencana dan prajurit TNI mencari korban yang diduga masih tertimbun setelah terjadinya tanah longsor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI – Kabupaten Sukabumi kehabisan alat penahan pergerakan tanah atau longsor seperti bronjong.

Padahal, keberadaan alat tersebut sangat diperlukan untuk membantu mencegah terjadinya longsor di tengah tingginya intensitas hujan.

“Stok alat penahan longsor, bronjong di akhir Nopember sudah habis,” ujar Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo, Jumat (23/11).

Hal itu disebabkan stok bronjong sebelumnya telah dipakai untuk membantu mencegah longsor susulan di beberapa titik.

Sedangkan intensitas hujan diprediksi akan mencapai puncaknya pada Desember dan Januari mendatang. Sehingga potensi terjadinya bencana longsor masih tinggi.

Menurut Usman, hingga pertengahan Nopember saja sudah ada belasan kecamatan yang dilanda longsor. Belasan kecamatan tersebut antara lain Sukabumi, Sukaraja, Cisaat, Kalapanunggal, Kadudampit, Cisolok Kabandungan, Pabuaran, Parungkuda, Nyalindung, dan Caringin.

Di sisi lain, stok logistik berupa makanan untuk membantu korban longsor masih tersedia. Bantuan tersebut berasal dari Kabupaten Sukabumi dan Pemprov Jabar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement