REPUBLIKA.CO.ID, PALU - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif meminta kepada seniman lokal agar menciptakan lagu tentang mitigasi bencana untuk mengurangi dampak bencana yang ditimbulkan.
Syamsul Maarif setelah pelaksanaan latihan penanggulangan bencana di Palu, Jumat mengatakan, lagu tersebut selanjutnya bisa diputar di radio atau naskahnya dipampang di media massa agar masyarakat mudah menghafal liriknya.
Dia mengatakan, dalam syair lagu tersebut bisa berisi tentang cara penyelamatan diri saat terjadi gempa bumi seperti menjauhi kaca, melindungi kepala, atau waspada ketika air tiba-tiba surut usai terjadi gempa besar.
Dia mengatakan untuk menghindari korban luka akibat bencana sebenarnya mudah. "Kalau terjadi gempa bumi, carilah tanah luas dan lapang. Kalau terjadi tsunami segera cari tempat yang tinggi," katanya.
Dia berharap lagu-lagu itu bisa diciptakan dengan bahasa daerah masing-masing agar mudah dihapal dan dipraktikkan ketika suatu saat terjadi bencana alam. Menurutnya, dengan adanya lagu berbahasa daerah tentang mitigasi bencana itu masyarakat semakin sadar dan tanggap ketika terjadi bencana.
Maarif juga meminta pemerintah daerah lebih mengedepankan kearifan lokal untuk proses mitigasi bencana karena cara tersebut dinilai efektif dan mudah dipahami masyarakat setempat. Kearifan lokal itu seperti penggunaan kentongan (alat musik pukul dari bambu) yang ada di Pulau Jawa, atau kalimat takbir (Allahu Akbar) seperti di daerah Sumatera.
Menanggapi itu, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola juga berharap ada sebuah kearifan lokal di daerahnya yang bisa digunakan untuk mencegah banyaknya dampak bencana alam. Menurutnya, sejumlah daerah di Sulawesi Tengah juga memiliki alat musik pukul yang sudah akrab di telinga masyarakat di daerahnya masing-masing. "Gunakanlah itu untuk mengumpulkan massa jika terjadi bencana," kata Longki.