Jumat 23 Nov 2012 10:37 WIB

LIPI Kukuhkan Tiga Profesor Riset

LIPI
LIPI

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengukuhkan tiga profesor riset baru di bidang oseanografi, kimia organik dan antropologi di Jakarta, Jumat.

Tiga profesor riset itu adalah Sam Wouthuyzen (oseanografi), Muhammad Hanafi (kimia organik) dan Yekti Maunati (antropologi).

Sam Wouthuyzen memaparkan orasi ilmiah dengan judul "Pemanfaatan Inderaja untuk Pemetaan, Pemantauan, Evaluasi dan Pengelolaan Wilayah Pesisir Indonesia".

Sam menjelaskan pemanfaat inderaja dengan teknik "remote sensing" dan penggunaan data satelit multi-temporal efektif. "Teknologi ini memberikan informasi penting dalam skala ruang dan waktu yang dibutuhkan, mengingat wilayah pesisir dan pulau kecil Indonesia sangat luas,"jelas dia.

Sementara Muhammad Hanafi menyampaikan orasi ilmiah dengan judul "Pengembangan Bahan Alam untuk Obat Baru Antikanker dan Antikolestrol". Hanafi mengungkapkan bahwa potensi sumber bahan baku sangatlah melimpah, namun belum banyak yang tergali secara maksimal.

"Salah satu obat baru yang ditemukan adalah antikanker dan antikolestrol." Temuan tersebut berupa ekstrak aktif dari tumbuhan maupun mikroba yang telah diisolasi dan diidentifikasi senyawa aktifnya.

"Tumbuhan dan mikroba tersebut antara lain 'Garcinia', 'Curcuma', 'Hedoytis', 'Pseudomonas', dan 'Streptomyces'," jelas dia.

Hasil isolasi kalanon, UK-3A dan phenazina serta sintesis turunan dan analognya mempunyai potensi dalam menghambat pertumbuhan sel kanker. "Uji praklinis senyawa mampu menurunkan kanker," tukas Hanafi.

Sedangkan Yekti Maunati memaparkan orasi ilmiah dengan judul "Identitas Etnik Minoritas di Perbatasan Asia Tenggara."

Yekti menjelaskan identitas sering muncul ketika kelompok merasa terancam. Biasanya sering terjadi pada kelompok etnis minoritas di perbatasan seperti orang-orang Ulu Padas di wilayah perbatasan Kalimantan Timur, Sabah, dan Serawak.

"Identitas Ulu Padas telah tumbuh di wilayah perbatasan maupun Malaysia. Meskipun wilayah Ulu Padas itu kecil, tetapi kemunculan jaringan translokal Dayak yang memberikan perhatian pada masalah lingkungan dan pemeliharaan budaya tampak jelas," kata Yekti.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement