Kamis 22 Nov 2012 21:41 WIB

'Biarkan Harga Daging Tetap Tinggi'

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Djibril Muhammad
Pedagang kembali berjualan daging sapi di los penjualan daging Pasar Senen, Jakarta, Senin (19/11).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pedagang kembali berjualan daging sapi di los penjualan daging Pasar Senen, Jakarta, Senin (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah dan masyarakat diminta tidak panik soal harga daging yang mahal. Ekonom dari INDEF Enny Sri Hartati mengatakan naiknya harga daging ini merupakan kabar baik bagi peternak agar semakin bergairah. 

Jika keadaan ini terus dijaga, menurut Enny, produktivitas ternak akan meningkat. Dalam waktu yang tidak lama, akan diperoleh keseimbangan harga yang berdampak baik pada masyarakat.

Selain itu, daging menurut dia juga merupakan konsumsi kelas menengah ke atas. Jadi, meskipun harganya mahal, masih bisa dijangkau. Bagi masyarakat menengah ke bawah, mereka bisa mengkonsumsi ayam atau sumber protein lain. 

Kenaikan harga daging tidak separah kenaikan harga kedelai yang memang notabene dikonsumsi masyarakat menengah ke bawah. "Untuk jangka pendek harus ada yang dikorbankan. Biarkan saja harga daging tinggi," katanya, di Jakarta, Kamis (22/11).

Harga daging di tingkat peternak saat ini sekitar Rp 33.000-35.000. Di tingkat pedagang di pasar, harganya bisa mencapai Rp 100.000. Enny mengatakan jalur distribusi dari petani hingga ke pedagang bahkan konsumen harus dipersingkat. 

Menurutnya, jika ada wadah koperasi, peternak bisa menjual harga daging dengan harga yang tinggi namun masih bisa dibeli konsumen dengan harga yang terjangkau. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement