REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA –Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya menyatakan hingga saat ini sudah terjadi longsor sebanyak 24 dalam bulan November.
Jumlah kejadian longsor tersebut naik dari bulan Oktober yang sebanyak 20 kejadian. Sehingga dalam dua bulan, terutama memasuki musim hujan sudah terjadi 44 kejadian longsor.
Data tersebut merupakan rekapitulasi kejadian longsor baik skala kecil maupun skala besar. Diperkirakan kerugian akibat longsor tersebut mencapai Rp 200 juta.
"Setiap kejadian longsor baik skala kecil maupun besar kami data. Itu merupakan laporan yang terjadi di berbagai daerah di Kabupaten Tasikmalaya," ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Kundang Sodikin, Kamis (22/11).
Kundang menuturkan, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sendiri saat ini memiliki anggaran tidak terduga sebesar Rp 725 juta. Anggaran tersebut bisa digunakan untuk penanggulangan bencana alam.
Meski dana tersebut dianggap belum cukup, namun jika terjadi kekurangan dana, masih bisa dibantu dengan anggaran Pemerintah Provinsi dan Pusat. "Jika anggaran APBD dan dana Belanja tidak terduga (BTT) habis, maka provinsi dan pusat akan tetap membantu anggaran tersebut," kata dia.
Menurut peringkat, Kabupaten Tasikmalaya berada di posisi ke dua secara Nasional. Ada 19 Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya yang termasuk ke dalam daerah rawan bencana longsor.
Kundang mengimbau kepada masyarakat untuk waspada, terutama masyarakat yang tinggal di kawasan pemukiman dengan kondisi lereng yang curam.