Kamis 22 Nov 2012 19:45 WIB

Longsor Bogor Diduga Dipicu Rembesan Air

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Rel KRL jalur Jakarta-Bogor yang anjlok akibat longsor di Desa Babakan Sirna, Cilebut, Bogor, Jabar, Kamis (22/11). (Republika/Musiron)
Rel KRL jalur Jakarta-Bogor yang anjlok akibat longsor di Desa Babakan Sirna, Cilebut, Bogor, Jabar, Kamis (22/11). (Republika/Musiron)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Peristiwa longsor ditengarai akibat rembesan air dari Kali Baru dekat rel kereta yang amblas. Kondisi tersebut membuat rapuh tanah hingga akhirnya tidak kuat menahan beban.

Kepala Humas PT KAI, Sugeng Priyono mengatakan daerah tersebut tidak termasuk titik longsor, tapi memang daerah rawan. "Ada potensi digerus air," ujarnya.

Menurut penuturan Direktur PT KAI, Ignasius Jonan dinding tebing sudah dipasang penguatan agar tidak terjadi longsor. "Dinding tebing itu diturab," tambahnya.

Keterangan disampaikan Srimana, warga setempat yang rumahnya hampir ikut terbawa longsor karena posisinya tepat disamping tanah amblas. Ia mengatakan ini adalah longsor pertama.

 

"Sebelumnya nggak pernah ada longsor disini, paling cuma sedikit-sedikit sekali karena terbawa air ketika hujan," kata dia. Ia mengatakan longsoran paling parah terjadi pukul 17.00 WIB kemarin, Rabu (21/11) saat hampir semua tanah amblas dan menimbun 17 rumah di bawah tebing.

Hingga saat ini ia mengungsi karena rumahnya pun retak-retak tertimpa tiang listrik aliran atas. "Ketika itu memercikan api, tapi tidak lama padam lagi," kata dia.

Warga yang rumahnya rata dengan tanah longsoran saat ini harus mengungsi di Masjid dan rumah-rumah warga lain. Seperti Edi, ia mengaku tinggal bersama 11 orang keluarganya yang lain dan kini mengungsi di rumah tetangga yang jaraknya sekitar 100 meter dari lokasi kejadian.

Hingga saat ini, sebanyak 200 petugas dari PT KAI dikerahkan untuk menormalkan area. Para pekerja sempat berhenti karena hujan namun tak lama melanjutkan kembali pekerjaannya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement