Kamis 22 Nov 2012 13:42 WIB

Klaten Tabuh Genderang Perang Melawan Tikus

Rep: edi setyoko/ Red: Taufik Rachman
Hama tikus di sawah, ilustrasi
Hama tikus di sawah, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,KLATEN -- Pemerintah Kabupaten Klaten menyatakan 'perang' melawan tikus. Serangan hama tikus harus dihentikan.

Tabuhan kentongan Bupati Sunarno di Desa Jurangjero, Kecamatan Karanganom, Kamis (22/11) kemarin, sebagai tanda aksi pemberantasan hama tikus secara serentak.

''Serangan hama tikus tak boleh dibiarkan,'' kata Sunarno. Ia menyerukan seluruh elemen masyarakat petani, seperti HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia), KTNA (Kelompok Tani Nasional Andalan, Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani), tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dan elemen lain, secara bersama-sama melakukan aksi penggeropyokan hama tikus.

Salah satu cara paling efektif dilakukan, kata dia, geropyokkan massal. Dan, kegiatan ini harus dilakukan secara serempak. Guna menunjang kegiatan ini, juga sudah dibentuk Brigade Pemberantasan Hama Tanaman Pangan. Kelompok terakhir ini melibatkan unsur TNI (Tentara Nasional Indonesia) tingkat Koramil.

Ia mengingatkan, migrasi tikus begitu cepat. Dalam tempo semalam, serangan hama pemakan biji tanaman padi sudah bergerak puluhan kilometer. Dan, tak kalah pentingnya, penerapan pola tanam. Kalau masa tanam tak serantak, justru menjaga ketersediaan bahan pangan tikus. Ini justru memperpanjang ketahanan hidup tikus.

 

Serangan hama tikus sudah taraf memprihatinkan. Kalau serangan hama tikus tak segera dihentikan, dikhawatirkan akan mengganggu ketahanan pangan daerah. Paling tidak, capaian surplus beras gagal tercapai. ''Klaten yang selama ini sebagai daerah penyangga pangan Jawa Tengah bisa terganggu,'' tambahnya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, Wahyu Prasetyo, menambahkan, serangan hama tikus sudah merambah di 11 wilayah kecamatan dari 26 kecamatan yang ada. Total serangan mencapai area 503 hektar. Wilayah serangan tertinggi di Kecamatan Juwiring seluas 209 hektar, Kecamatan Delanggu 83 hektar, Kecamatan Karanganom 84 hektar.

Wilayah Desa Jurangjero, Kecamatan Karanganom, seluas 104 hektar 60 hektar diantaranya menjadi areal serangan tikus. Sedang sembilan hektar diantaranya dalam kondisi terancam.

Serangan hama tikus bak seperti gerilyawan. Serangan terjadi pada malam hari. Dalam tempo singkat serangan begitu cepat meluas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement