REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sekitar 75 persen sumur milik warga di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tercemar bakteri e-coli yang dapat menganggu kesehatan masyarakat.
"Saat ini pencemaran bakteri e-coli di sumur milik warga masih cukup tinggi, yakni mencapai 75 persen," kata Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Sleman Epiphana Christianti, Rabu (21/11).
Menurut dia, angka ini sebenarnya sudah mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sekitar 92 persen sumur di Sleman tercemar bakteri e-coli. "Meski sudah ada penurunan, namun angka ini masih cukup mengkhawatirkan karena jika dibiarkan akan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan masyarakat," katanya.
Ia mengatakan persentase sumur yang tercemar tahun ini diambil dari beberapa sampel di seluruh wilayah Kabupaten Sleman. "Namun kondisi ini menunjukkan bahwa air yang banyak dikonsumsi masyarakat Sleman ini kualitasnya kurang baik. Salah satu upaya pencegahan adalah dengan merebus air hingga mendidih untuk mematikan bakteri e-coli," katanya.
Epiphana mengatakan tingginya pencemaran air sumur warga tersebut selain dari pencemaran kotoran hewan ternak juga kotoran manusia karena septictank yang tidak layak.
"Banyak sumur milik warga, terutama kawasan padat penduduk yang berjarak kurang dari 10 meter dari septictank. Selain itu kemungkinan ada septictank yang tidak layak seperti pembuangan kotoran langsung menuju sumur resapan dan tidak ditampung dulu dalam bak tersendiri," katanya.