Rabu 21 Nov 2012 22:09 WIB

Abraham Samad Dinilai Hanya 'Testing the Water'

Rep: Mansyur Faqih/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Ketua KPK Abraham Samad
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Ketua KPK Abraham Samad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Drajad Wibowo menduga, pernyataan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad hanya sebatas 'mengetes reaksi air'. Menurut Drajad, Abraham tahu tidak ada warga negara yang kebal hukum, siapa pun dia.

‘’Dia tahu juga kasus Century ini ujungnya panjang. Bahkan yang saya dengar, di KPK justru AS (Abraham) yang paling kencang mengejar kasus Century, meski banyak menghadapi rintangan internal,’’ katanya kepada wartawan, Rabu (21/11).

Sebelumnya Abraham menyatakan tidak bisa melakukan penyelidikan maupun penyidikan terhadap Boediono lantaran berstatus wakil presiden sebagaimana diatur dalam Pasal 7B UUD 1945. KPK bahkan mengutip pakar yang menjelaskan mengenai teori konstitusi bahwa penyelidikan terhadap warga negara istimewa seperti wakil presiden hanya bisa dilakukan oleh DPR. Setelah itu, yang bersangkutan dibawa ke Mahkamah Konstitusi untuk diperiksa, diadili, lalu diputuskan.

Menurut Drajad, saat ini Abraham sudah mengalahkan hambatan-hambatan internal yang ada di tubuh KPK. Yaitu, dengan banyaknya penolakan masyarakat terhadap ‘kekebalan hukum’ seorang wakil presiden yang sedang menjabat.

Memang, lanjutnya, sekarang tinggal bagaimana Abraham bisa melakukan pembuktian. Apakah KPK bisa benar-benar menuntaskan kasus Bank Century atau hanya sebatas perang opini saja.

‘’Bagi saya, menjadikan dua mantan Deputi Gubernur BI sebagai tersangka bukan sebuah kemajuan. Para Deputi itu hanya birokrat yang mungkin melakukan kesalahan, tapi bukan penjahat utamanya,’’ papar dia.

KPK, tambah Drajad, baru berhasil menangani kasus Bank Century kalau sudah bisa menangkap penjahat dan atau penikmat utama di dalam kasus ini. Serta membuat aliran dana kasus Bank Century terang benderang.

‘’Aliran dana yang dibuka BPK itu hanya lapis pertama. Semua orang yang pernah berkecimpung di perbankan Indonesia tahu, lapis pertama biasanya tidak banyak bercerita."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement