Rabu 21 Nov 2012 22:04 WIB

Perubahan Kurikulum Berimplikasi Terhadap Kualitas Guru

Rep: Lingga Permesti/ Red: Chairul Akhmad
Seorang guru memberikan materi pelajaran kepada siswa kelas 2 SD.
Foto: Antara/Feri Purnama
Seorang guru memberikan materi pelajaran kepada siswa kelas 2 SD.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Pemerintah Indonesia sudah menyiapkan kurikulum baru untuk siswa tingkat SD, SMP, SMA dan SMK. Kurikulum ini nantinya dapat diterapkan pada tahun ajaran 2013-1014.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Nuh, sebelumnya mengemukakan bahwa perubahan yang paling besar terjadi di tingkat SD.

Perubahan kurikulum ini akan bersifat tematik integratif. Siswa akan diajak untuk melihat, memerhatikan dan mengobservasi lingkungan.

Pendekatan ini juga akan menjadikan mata pelajaran IPA dan IPS menjadi materi pembahasan pada semua pelajaran. Ini berarti, mata pelajaran tidak diajarkan secara terpisah tetapi dilebur dalam mata pelajaran lainnya.

Dengan kurikulum baru ini, mata pelajaran akan dilebur menjadi enam, yakni pendidikan agama; pendidikan pancasila dan kewarganegaraan; bahasa Indonesia; matematika; seni, budaya dan prakarya; pendidikan jasmani; olahraga dan kesehatan.

Untuk bahasa Inggris di SD, keberadaannya akan dipertahankan. Nantinya, bahasa Inggris tetap sebagai mata pelajaran kelompok muatan lokal dalam kurikulum 2013. Implikasinya, akan ada tantangan terhadap kualitas guru sekolah tersebut.

Menurut Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Sunaryo Kartadinata, jika memang terjadi perubahan tersebut, konsekuensinya terhadap pelatihan terhadap para guru.

"Tidak serta merta guru bahasa misalnya dilatih untuk mengajar IPA, maka harus ada upaya kolaboratif dan pembelajaran kooperatif terhadap para guru," kata Sunaryo, Rabu (21/11).

Upaya kolaboratif ini misalnya, guru bahasa dan guru IPA akan ada di dalam kelas secara bersama-sama. Menurutnya, perlu ada kerjasama tim dalam mewujudkan perubahan kurikulum tersebut. Jangan sampai nantinya terjadi inkonsistensi implementasi Undang-undang Sisdiknas karena perubahan kurikulum tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement