Selasa 13 Nov 2012 20:15 WIB

Tanri Abeng Ingatkan Dahlan Soal Cara Terkait 'Upeti DPR'

Rep: Hannan Putra/ Red: Djibril Muhammad
Tanri Abeng
Foto: yogi ardhi/republika
Tanri Abeng

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu peras-memeras BUMN yang dilontarkan Dahlan Iskan kian menghangat dibicarakan publik. Terkait apa yang dilakukan Dahlan, mantan Mentri BUMN, Tanri Abeng juga memberikan komentarnya. 

Seperti diwawancara ROL selepas acara World Islamic Economic Forum, Selasa (13/11), Tanri mendukung penuh apa yang sedang diperjuangkan Dahlan.

"Apa yang dilakukan Pak Dahlan tidak berbeda dengan apa yang saya lakukan 12–13 tahun dahulu. Perbedaannya, kondisi saya waktu itu lebih baik dari saat ini," jelas Tanri.

Terkait pernyataan Dahlan Iskan yang akan membeberkan nama-nama anggota DPR yang terlibat kong kalingkong dengan BUMN, Tanri mengkritik soal metode yang dilakukan Dahlan dalam menyikapi masalah tersebut. 

"Yang perlu diperhatikan bukanlah masalah kebijakan, tetapi cara. Bagaimana cara yang ditempuh untuk mengatasi masalah ini," katanya mengingatkan.

Tanri sendiri mengklasifikasikan masalah tersebut kepada isu etik dan isu hukum. "Kalau isu hukum mungkin sulit beliau (Dahlan). Tapi kalau isu etik, saya kira bisa diangkat. Yang perlu diperhatikan lagi, Isu profesionalisme. Pak Dahlan harus tegas dan berani mengatakan kepada direksi BUMN 'Hey! you are profesional. Jangan berupaya untuk mencari backing. Dan jangan pula anda melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan rule perusahaan anda," bebernya.

Menurut Tanri, Dahlan harus berani dan tegas kepada para direksinya. "Itu harus dia lakukan karena menyangkut intern dia. Dan jika dia tau ada direksinya yang melanggar, mestinya jangan tunggu waktu, langsung aja diganti,"tegas Tanri.

"Kalau sudah seperti itu, maka akan timbul kultur baru. Bahwa direksi BUMN adalah profesional. Mereka tidak perlu mencari backing dan macam-macam. Dengan demikian, Pak Dahlan aman, para direksi juga aman, dan negara diuntungkan," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement