Selasa 13 Nov 2012 15:55 WIB

Resolusi Jihad Nyaris Dilupakan

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Dewi Mardiani
Muhaimin Iskandar/Ilustrasi
Foto: Daan/Republika
Muhaimin Iskandar/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Resolusi jihad nyaris dilupakan masyarakat Indonesia. Padahal itu menjadi pemicu munculnya perlawanan Masyarakat Indonesia terhadap penjajah pada 10 November 1945 lalu.

"Masyarakat harus mengerti pentingnya resolusi jihad," jelas Ketua Umum DPP PKB, A Muhaimin Iskandar, kepada kader Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) di Jakarta, Selasa (13/11). Dia menyatakan tidak akan ada hari pahlawan tanpa resolusi jihad yang dikumandangkan oleh Pendiri NU, (alm) KH Hasyim Asyari.

Pada November 1945, Inggris dan sekutunya datang ke Surabaya, Jawa Timur, dengan alasan ingin membebaskan tentara Belanda yang dipenjarakan Penjajah Jepang. Ternyata bukan itu alasannya, sekutu ternyata ingin menjajah Indonesia setelah dikumandangkannya proklamasi kemerdekaan oleh Bung Karno.

Ulama geram mengetahui ulah sekutu. Pendiri NU, KH Hasyim Asyari bersama sejumlah ulama di seluruh Indonesia mengumandangkan perlunya seluruh umat Islam memerangi sekutu. Wajib hukumnya bagi umat Islam dalam radius 70 km mengangkat senjata bersama-sama mengusir penjajah.

Resolusi itu, menurut pria yang kerap disapa Cak Imin ini, membakar semangat seluruh masyarakat di Surabaya untuk melawan Inggris dan sekutunya. Muhaimin menjelaskan ketika resolusi itu sampai kepada masyarakat, maka wajib hukumnya untuk maju melawan penjajah.

Dia menyatakan sempat ada yang bertanya bagaimana jika mundur. Muhaimin menjelaskan ketika itu jika ada yang mundur, maka akan masuk neraka. "Tapi ada saja orang NU yang menafsirkan kalau begitu jalan miring saja biar tidak masuk neraka," jelasnya tertawa.

Muhaimin menjelaskan itulah peran perjuangan kyai dan ulama. Menyatukan semangat dan tekad untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara. Itu tidak bisa dilupakan sejarah. "Inilah perjuangan," jelas Cak Imin.

Resolusi jihad dinilainya penting untuk selalu diingat Bangsa Indonesia. Resolusi ini adalah tonggak sejarah kemerdekaan bangsa ini yang tidak boleh dilupakan. Kader PKB, menurutnya, harus menghayati betul sejarah resolusi jihad. Sejarah ini tidak boleh dilupakan, karena mengandung nilai perjuangan mempertahankan bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement