Selasa 13 Nov 2012 15:24 WIB

Hingga November, Terjadi 112 Banjir dan Longsor

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Dewi Mardiani
Banjir bandang menghanyutkan jutaan kubik kayu gelondongan hasil illegal logging di Aceh (ilustrasi).
Foto: Antara/Ampelsa
Banjir bandang menghanyutkan jutaan kubik kayu gelondongan hasil illegal logging di Aceh (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 112 bencana banjir dan longsor telah terjadi di Indonesia hingga November 2012. Data tersebut terdiri dari banjir 96 kali dan longsor sebanyak enam kali.

Deputi Bidang Penanganan Darurat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dody Ruswandi, mengatakan dalam menghadapi bencana tersebut, BNPB telah menggelontorkan dana sekitar Rp 56 miliar.

"Untuk banjir Rp 50 miliar lebih dan untuk longsor Rp 5 miliar lebih," ujarnya di kantor BNPB, Jakarta, Selasa (13/11). Bencana yang terjadi diantaranya di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Riau, Jambi, Sumatra Barat, dan Bengkulu.

Dody berujar setiap tahun, pemerintah menganggarkan dana siaga banjir dan longsor sebesar Rp 200 miliar. "Kami bagikan ke beberapa provinsi yang diprioritaskan namun besarnya tidak sama rata tergantung ancaman bencana," ucapnya.

Upaya menghadapi banjir, kata Dody, terbagi dalam tiga tahap. Pertama, saat sebelum terjadi banjir, upaya yang bisa dilakukan, yaitu pengecekan alat pengendali banjir berupa waduk, pompa, pintu air dan gorong-gorong. Selain itu juga dengan memperhatikan informasi dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). "Kami juga sudah melakukan rapat di tingkat nasional, provinsi hingga kabupaten/kota," katanya.

Saat terjadi banjir, yang bisa dilakukan adalah penyiapan posko, melakukan kaji cepat, serta melakukan pelayanan pertolongan dan evakuasi. Sedangkan setelah terjadi banjir, barulah dapat dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement