REPUBLIKA.CO.ID,KUTA -- Mahendra Suhardono dari PT Bio Farma (Persero), terpilih menjadi Presiden Jaringan Produsen Vaksin Negara-negara Berkembang (DCVMN) periode 2012-2014, menggantikan presiden sebelumnya, Akira Homma dari Bio Manguinhos Fiocruz, Brazil.
Presiden yang lama, Akira Homma menyatakan harapannya agar DCVMN ke depan akan menjadi lebih baik dan lebih kuat, sehingga keberadaannya memberi manfaat yang besar bagi kemanusiaan, khususnya di negara-negara berkembang.
Akira juga mengatakan, tantangan bagi negara-negara berkembang ke depan adalah bagaimana mengembangkan vaksin baru dalam jumlah yang banyak dengan harga yang terjangkau Untuk mengatasi dan mengantisipasi penyakit-penyakit yang berkembang, terutama di negara-negara berkembang.
Mahendra, menyatakan rasa terima kasih kepada presiden yang lama atas kepemimpinannya yang membawa negara-negara tergabung dalam DCVMN semakin solid. Saat ini DCVMN berangggotakan 37 produsen vaksin dari 14 negara berkembang. "Bagi saya kepresidenan ini suatu kehormatan dan saya membutuhkan dukungan semua anggota DCVMN supaya organisasi kita ke depan menjadi bertambah baik dan lebih kuat lagi," ujarnya.
Presiden DCVMN juga mengucapkan terima kasih kepada Direktur Utama Bio Farma Iskandar yang memberikan dukungan penuh kepadanya untuk bersedia menerima jabatan sebagai Presiden DCVMN untuk dua tahun ke depan. Menurut Mahendra, pertemuan DCVMN ke-14 dua tahun mendatang sesuai kesepakatan akan dilaksanakan di Vietnam dengan tuan rumah produsen vaksin Vabiotech Vietnam. Pihak Vabiotech sendiri berpartisipasi aktif dalam pertemuan tahuan DCVMN di Bali.
Mahendra adalah ahli pembuatan vaksin yang saat ini menjabat sebagai Direktur Produksi Bio Farma.Pada pertemuan ke-13 DCVMN, Mahendra bertindak selaku panitia pengarah (steering committee). Pejabat karier di BIo Farma tersebut juga sering berbicara di berbagai forum internasional yang terkait dengan produksi vaksin.
Pada pertemuan tahunan DCVMN yang berlangsung di Kuta Bali dari tanggal 31 Oktober hingga 2 November 2012 Mahendera antara lain memimpin panel diskusi yang menampilkan Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Maura Linda Sitanggang, Ketua Perhimpunan Ahli Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI) Sam Soeharto, dan Dr Daniel Miller dari Badan Riset Maju Biomedis dan Pengembangan (Barda), Kementerian Kesehatan dan Pelayanan Manusia (HSS), Amerika Serikat. (adv)