Senin 12 Nov 2012 18:12 WIB

Idris Sugeng Bantah Minta Jatah Gula Gratis

Gula impor
Foto: Antara
Gula impor

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Anggota Komisi VI DPR Idris Sugeng menegaskan dirinya tidak pernah melakukan pemerasan dengan meminta jatah gula hingga 20.000 ton kepada Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro.

"Tuduhan Ismed Hasan Putro dalam sebuah acara di televisi yang menyatakan saya meminta jatah gula untuk CSR (corporate social responsibility) sebanyak 20.000 ton, tidak benar," kata Idris Sugeng kepada pers di Gedung DPR, Jakarta, Senin.

PT RNI adalah badan usaha milik negara (BUMN) yang mengelola perusahaan gula.

Menurut dia, Ismed Hasan Putro sengaja mendramatisasi dan melakukan kebohongan publik, seolah-olah dia diperas. "Namun setelah terbentuk opini publik, dia meralat ucapannya bahwa dia tidak diperas," kata politikus Partai Demokrat ini.

Menurut Idris, Ismed mengatakan dirinya meminta jatah gula CSR hingga sebanyak 20.000 ton untuk dibagikan kepada masyarakat di daerah pemilihannya.

"Saya tidak pernah mengatakan kalimat tersebut. Saya cuma bertanya apakah ada program CSR. Di mana pemerasannya, kalau saya cuma bertanya apakah ada program CSR," katanya.

Anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Tengah IX ini menambahkan, pada kesempatan berikutnya dia membeli sebanyak empat ton gula pasir dengan harga Rp 48 juta atau Rp 12.000 per kilogram. "Itu harga normal, tidak ada diskon sama sekali," katanya.

Menurut Idris, pembelian gula tersebut kemudian dibagikan kepada masyarakat pada di daerah pemilihannya waktu bulan Ramadhan lalu. "Jangan mempolitisasi perbuatan amal menjadi sedemikian rupa, apalagi sampai dikatakan melakukan pemerasan," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement