Senin 12 Nov 2012 17:05 WIB

Warga Diminta Waspadai Hujan Es dan Angin Kencang

Rep: Amri Amrullah/ Red: Dewi Mardiani
Hujan es, ilustrasi
Foto: Blogspot
Hujan es, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur mengingatkan kepada warga di bagian utara Jawa Timur akan terjadinya beberapa fenomena alam yang tak lazim jelang perubahan iklim dari musim kemarau ke penghujan. Perubahan cuaca yang tak lazim selama peralihan musim itu dapat terjadi sewaktu-waktu yang diindikasi dengan angin kencang bahkan sampai puting beliung.

"Di pergantian musim ini perubahan cuaca sering terjadi tiba-tiba dan terkadang tak lazim," ujar Kepala BMKG stasiun Meteorologi Juanda Jawa Timur, Blucher Doloksaribu kepada Republika, Senin (12/11). Seperti hujan es yang terjadi di wilayah Bojonegoro dan angin puting beliung di situbondo, akhir pekan lalu.

Hujan es ini mengakibatkan Bojonegoro dilanda hujan deras dan puting beliung di dua desa. Dua desa yang disapu angin puting beliung adalah Desa Tlogosari dan Kali Rejo. Puting beliung terjadi tiba-tiba saat hujan deras mengguyur wilayah kedua desa itu. Akibat kejadian ini, belasan rumah porak-poranda, dan dua rumah, di antaranya roboh dan rata dengan tanah.

Terjadinya hujan es dan angin kencang yang disertai puting beliung ini, menurut BMKG memang tanda peralihan musim. Hal ini, terutama dari peralihan musim yang ekstrem di kemarau yang terik ke awal musim penghujan. Menurut kepala BMKG Juanda, terjadinya hujan es kemungkinan bisa saja muncul di tengah kondisi angin dari daerah yang lembab menuju kering.

"Angin dari wilayah yang lembab menuju wilayah yang terik matahari, kemudian terjadi pengangkatan massa udara yang tinggi tapi tidak terjadi kodensasi secara penuh sehingga tidak hanya menurunkan air tapi juga butiran es," papar Blucher. Lanjut dikatakannya, udara yang panas diwilayah tertentu itulah yang mengangkat massa udara yang tinggi.

Seperti diketahui Seksi Data dan Informasi BMKG, wilayah Jatim memiliki 60 zona musim. Banyaknya pembagian zona musim ini membuat beberapa wilayah di Jatim memiliki perbedaan yang kontras. "Di beberapa wilayah seperti Bojonegoro, Ngawi dan sekitarnya sudah dilanda hujan deras dan puting beliung di Situbondo sedangkan di wilayah Gresik, Surabaya hingga pulau Madura belum mengalami hujan," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BKMG Juanda, Agus Trisuhono.

Untuk di Surabaya sendiri, musim hujan terjadi memang lebih lamban dari beberapa wilayah di pulau Jawa. BMKG Jatim memperkirakan pada akhir November musim hujan akan memasuki wilayah Surabaya dan Gresik. Sedangkan di wilayah Madura seperti Bangkalan, Sampang, Sumenep dan Pamekasan diperkirakan memasuki musim penghujan pada pertengahan Desember.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement