REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial (Mensos), Salim Segaf Al Jufri, prihatian atas kembali terjadinya konflik di Lampung. Menurutnya titik kerawanan sosial masih banyak terjadi di masyarakat sehingga mampu menyulut konflik.
Titik kerawanan tersebut akan sulit dihilangkan bila tidak ada partisipasi dari masing-masing individu. "Kalau bukan kita yang menghilangkan, siapa lagi," ujarnya saat ditemui usai membuka Expo Kesetiakawanan Sosial Nasional (KSN) Indotera, di Taman Makam Pahlawan Nasional (TMPN) Kalibata, Jumat (9/11).
Ia menghimbau masyarakat jangan mudah menghakimi. Misalnya dalam konflik yang terjadi di Lampung Tengah akibat pencurian sapi. "Harusnya bisa diselesaikan baik-baik, nyawa manusia lebih berharga dari itu," ucapnya. Bila masalah diselesaikan dengan emosi, kata Salim, maka tidak akan selesai dan justru memanas.
"Tolong jangan menyakiti sesama, coba bayangkan bila nyawa yang hilang adalah keluarga kita," ujarnya. Salim menyebut program Kementerian Sosial telah mengarah pada masalah-masalah sosial. Tetapi hal tersebut tidak akan berhasil jika tidak didukung peran masyarakat termasuk para pemuda.
Namun, program Kemensos tidak hanya terfokus pada masalah konflik tetapi juga mencakup penyandang masalah sosial lainnya. "Kami fokus pada masalah kesejahteraan sosial dan potensi sumber kesejhateraan sosial," katanya.
Dia mengimbau kepada setiap daerah untuk memperhatikan pelopor perdamaian. " Perbanyak pelopor perdamaian untuk meredam konflik," ucapnya.